Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pengamat: Bagi-bagi Kekuasaan Koalisi Besar akan Untungkan Lawan yang Lebih Ramping

Foto : Istimewa

Pakar Komunikasi Politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdus Salam, baru-baru ini mengatakan, PDI-Perjuangan akan kian mendapat simpati publik jika terkesan dikeroyok koalisi gemuk.

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Pakar Komunikasi Politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdus Salam, baru-baru ini mengatakan, praktik bagi-bagi kekuasaan oleh sebuah koalisi besar justru akan mengutungkan koalisi lawan yang lebih ramping.

Menurutnya, pertumbuhan pemilih rasional Indonesia kian signifikan dan hal itu merubah perilaku memilih secara drastis dalam pemilu ke depan. Perubahan itu kian mengukuhkan bahwa logika elit dan kekuasaan harus selalu berselaras dengan logika publik. Intinya partai partai harus pintar menjaga perasaan publik agar senantiasa satu frekuensi.

"Kian vulgar akomodasi kepentingan partai partai berbagi kekuasaan tanpa bisa menjelaskan secara memadai kepada publik maka potensial akan selalu menjadi tanda tanya publik," kata Surokim dalam keterangan tertulis, Selasa (15/8).

Menurutnya, hal itu akan memengaruhi citra koalisi sebagai tempat mencari aman dan perlindungan. Apalagi dalam pemilu langsung sering tidak linier antara logika partai dan logika voters. Jadi menjadi tugas berat sesungguhnya untuk menjaga logika publik terkait bagi-bagi kekuasaan tersebut.

Terkait konteatasi pemilu 2024 yang sedang berlangsung, Surokim mencermati PDI-Perjuangan nampak sangat berhati hati dan terlihat tidak agresif dalam membangun koalisi sehingga kemungkinan akan menjadi koalisi ramping dan tentu akan berhadapan dengan koalisi lain yang kemungkinan akan lebih gemuk.

"Ini tentu akan menjadi test case lagi. Di pilkada sejauh ini memang juga belum ada jaminan bahwa koalisi gemuk akan lebih mudah memenangkan kontestasi bahkan sering yang ramping bisa menang. Karena sesungguhnya koalisi itu tugas utamanya ya mengantarkan saja pada kandidasi pencapresan, selebihnya itu akan menjadi daulat publik voters Indonesia yang menentukan," tuturnya.

Apalagi lanjutnya, sejauh ini kontribusi pemilih loyal juga sangat gradatif diantara 5 persen hingga 30 perseb pemilih loyal dan tidak selalu linier dengan pemilih. Disinilah pentingnya menjaga perasaan pemilih Indonesia dan bagi koalisi gemuk tentu tidak boleh jumawa.

"PDI-Perjuangan tidak boleh berkecil hati sepanjang bisa membangun frekuensi yang linier dengan voters tentu masih akan kompetitif. Koalisi yang sesungguhnya adalah koalisi bersama rakyat pemilih Indonesia," pungkasnya.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top