Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pengakuan Anak Freddy Budiman Sebelum Sang Ayah Dieksekusi Mati

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Siapa tak kenal Freddy Budiman? Mantan gembong narkoba kelas kakap ini sempat menghebohkan masyarakat karena keterlibatannya dalam impor 1.412.476 butir ekstasi dari China pada tahun 2012 lalu.

Freddy Budiman akhirnya dijatuhi hukuman mati dan dieksekusi oleh tim regu tembak dari Brimob Polda Jawa Tengah di lapangan tembak Limus Buntu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah pada 29 Juli 2016.

Lima tahun setelah kepergian sang ayah, Muhammad Fikri Fernanda Budiman, muncul di podcast Gritte Agatha dan menceritakan kesaksiannya menjelang hari-hari terakhir Freddy Budiman.

Hari itu merupakan hari terakhir bagi Freddy. Fikri menemaninya sejak pagi sampai sore hingga petugas lapas datang dan menyampaikan bahwa waktu berkunjung sudah habis.

"Waktu itu Papa masih nggak mau. Papa minta (waktu ditambah) sampai sholat isya," ucap Fikri.

Saat itu sudah terbayang di benaknya bahwa sholat isya tersebut adalah sholat isya terakhir yang bisa ia lakukan bersama sang ayah.

"Itu sudah terbayang sholat terakhir sama papa. Kesedihannya gue nggak bisa men-describe. Sholat isya bareng, Papa mimpin doa untuk terakhir kalinya. Dia berdoa kepada Allah, apa yang menjadi keinginan dia," tambahnya.

Menjelang eksekusi mati, Freddy Budiman meminta agar anaknya diperbolehkan tidur di penjara sebagai salah satu permintaan terakhir.

"Nah salah satu permintaan Papa tuh, papa pengen tidur sama aku di kamarnya di dalam penjara," ujar Fikri.

Namun, permintaan terakhir Freddy Budiman ditolak oleh petugas lapas. Alasannya karena khawatir psikologis Fikri akan terganggu.

Fikri juga mengatakan bahwa saat itu sang ayah sudah pasrah menjalani hukumannya.

"Udah jalan Papa, De. Ini udah ditakdirkan sama Allah, Papa gak mau ngelawan Allah lagi. Ini udah ditakdirin sama Allah, udah biarin aja ini semua terjadi," kata Fikri menirukan ucapan ayahnya.

Fikri yang kala itu masih berusia 17 tahun dengan jujur mengungkapkan bahwa ujian yang ia terima dengan kehilangan sang ayah lewat eksekusi mati adalah ujian yang berat. Namun satu hal yang membuatnya kuat hingga sekarang adalah pesan terakhir sang ayah.

"Hal yang membuat gua kuat sampai sekarang, pesan papa waktu itu adalah dedek boleh sekarang nangis sebanyak-banyaknya. Keluarin aja semua tangisan, semua kesedihan dedek keluarin sekarang, setelah papa udah gak ada, setelah dedek keluar dari lapas ini, dedek udah gak boleh lagi nangis, dedek harus jadi laki-laki yang kuat, jadi laki-laki yang punya mental yang kuat dan bisa berjuang di kehidupan ini,"ujar Fikri menirukan pesan ayahnya.


Editor : FBC
Penulis : Aris N

Komentar

Komentar
()

Top