Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ricuh “May Day”

Pengakuan Aktivis Anarcho Syndicalism

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nama Anarcho Syndicalism mencuat beberapa waktu belakangan. Kelompok ini dituding menjadi dalang atau otak dari berbagai kerusuhan atau vandalisme pada hari buruh internasional atau "May Day" (1/5) lalu.

Untuk mengetahui siapa atau apa itu Anarcho Syndicalism, Koran Jakarta mencoba memasuki grup tertutup Anarcho Syndicalism di jejaring sosial Facebook. Setelah menunggu satu hari, akhirnya Koran Jakarta disetujui untuk masuk ke grup terbatas tersebut. Koran Jakarta juga berkesempatan berdialog dengan salah satu aktivis Anarcho Syndicalism yang juga menjadi admin grup ini. Lugius Commilito namanya (yang tertera di Facebook). Sosok ini adalah seorang pria asal Melbourne, Victoria, Australia.

Koran Jakarta mempertanyakan tudingan Kapolri soal keterlibatan Anarcho Syndicalism pada perayaan hari buruh di Indonesia. (Kebetulan Lugius juga mem-posting pernyataan Kapolri ini di Facebook Anarcho Syndicalism dan Facebook-nya sendiri).

Lugius menjawab bahwa pada dasarnya Anarko-sindikalisme adalah metode mempengaruhi dengan tujuan utama menggantikan pemerintah dengan orang atau kelompok administratif baru. Anarko-sindikalisme menolak reformasi karena dianggap tidak efektif. Namun, Lugius sendiri lebih melihat anarko-sindikalisme sebagai gerakan moral atau paham dibandingkan tindakan fisik.

Lugius mempertanyakan kenapa kepolisian Indonesia seolah menyalahkan semua kepada gerakan asing yang bernama anarcho syndicalism.

Meskipun terlihat bangga dengan hadirnya nama Anarcho Syndicalisme di berbagai media di Indonesia, Lugius juga terlihat terkejut atas akibat yang ditimbulkan oleh aksi Anarcho Syndicalism. Dia juga sepakat kalau seharusnya anggota Anarcho Syndicalism bukanlah anak-anak di bawah umur seperti yang ditangkap polisi saat aksi May Day. Lugius tidak menampik, bisa saja ada orang yang memanfaatkan nama Anarcho Syndicalism pada aksi hari buruh.

Sebelumnya di grup tertutup Facebook Anarcho Syndicalism, pada 11 April 2019, Lugius telah memperingatkan," Teman-teman harus tahu bahwa pekerja pada beberapa Federasi Serikat Pekerja di Jakarta bukan bagian dari uni anarko-sindikalis.

Menurut Lugius, Pekerja dari Federasi Serikat Pekerja di Jakarta memiliki catatan permusuhan dengan Persaudaraan Pekerja Anarko Sindikalis (PPAS) dan bahkan menerima pendanaan dari Ford Foundation (yang dianggap kapitalis, red).

Dengan kata lain, Lugius menyatakan bahwa pada Hari Buruh atau May Day di Jakarta, sebenarnya PPAS tidak terjun khusus beraksi. Pernyataan Lugius ini diperkuat oleh Anarcho Syndicalism di laman Facebook-nya. Menurut laman tersebut , Jakarta Indonesia bukanlah salah satu tempat yang dipilih oleh Anarcho Syndicalism untuk berunjuk rasa saat hari buruh. Ant/P-6

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top