Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penelitian: Tes Darah yang Akurat Mampu Mendiagnosis Alzheimer

Foto : Ilustrasi alzheimer.

ANTARA/Shutterstock/Orawan Pattarawimonchai

A   A   A   Pengaturan Font

PHILADELPHIA - Para ilmuwan telah mengambil langkah besar menuju tujuan yang telah lama dicari yaitu mendiagnosis penyakit alzheimer dengan tes darah sederhana. Tim peneliti melaporkan tes darah secara signifikan lebih akurat daripada interpretasi dokter terhadap tes kognitif dan CT scan dalam memberi sinyal pada kondisi tersebut.

Penelitian yang dipublikasikan pada hari Minggu (28/7) di jurnal medis Jama, menemukan sekitar 90 persen tes darah dengan tepat mengidentifikasi apakah pasien dengan masalah ingatan menderita alzheimer.

Seperti dikutip dari The Straits Times, spesialis demensia yang menggunakan metode standar yang tidak mencakup pemindaian PET yang mahal atau pemeriksaan tulang belakang yang invasif memiliki akurasi sebesar 73 persen, sedangkan dokter layanan primer yang menggunakan metode tersebut hanya memberikan akurasi sebesar 61 persen.

Hasilnya, yang dipresentasikan pada tanggal 29 Juli di Konferensi Internasional Asosiasi Alzheimer di Philadelphia, merupakan tonggak terbaru dalam pencarian cara yang terjangkau dan mudah diakses untuk mendiagnosis Alzheimer, penyakit yang menimpa hampir tujuh juta orang Amerika dan lebih dari 32 juta orang di seluruh dunia.

Pakar medis mengatakan temuan ini mendekatkan kita pada suatu hari ketika orang mungkin menerima tes darah rutin untuk gangguan kognitif sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan primer, serupa dengan cara mereka menerima tes kolesterol.

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa tes darah telah dikembangkan untuk Alzheimer. Mereka sebagian besar digunakan untuk menyaring peserta dalam uji klinis dan oleh beberapa spesialis untuk membantu menentukan apakah demensia pasien disebabkan oleh Alzheimer atau kondisi lain.

Penelitian baru ini dilakukan di Swedia, dan para ahli memperingatkan bahwa untuk digunakan di Amerika Serikat, hasilnya harus dikonfirmasi pada populasi Amerika yang beragam.

Para ahli menekankan bahwa tes darah seharusnya hanya menjadi satu langkah dalam proses skrining dan, yang paling penting, harus digunakan hanya untuk orang-orang yang kehilangan ingatan dan gejala penurunan kognitif lainnya - bukan untuk orang-orang yang sehat secara kognitif untuk memprediksi apakah mereka akan terkena Alzheimer.

Rekomendasi pengujian dapat berubah jika para ilmuwan menemukan obat yang dapat menunda atau menghentikan penyakit Alzheimer pada orang yang belum mengalami masalah kognitif.

Pakar medis juga mengatakan tes darah harus dilakukan hanya setelah melakukan tes yang menilai memori dan kemampuan berpikir serta CT scan untuk mencari penyebab alternatif seperti stroke atau tumor otak. Dan hasil tes darah harus dikonfirmasi dengan salah satu metode standar emas: pemindaian PET atau pemeriksaan tulang belakang untuk mengukur protein, amiloid, yang terakumulasi dan membentuk plak di otak pasien penderita Alzheimer.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top