Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penelitian Mengejutkan Obat Kanker Sabizabulin Sangat Kurangi Kematian Pasien Covid yang Dirawat, Intip Eksperimen Penelitinya! 

Foto : Istimewa

Ilustrasi Obat

A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah studi baru menemukan bahwa sebuah obat bernama Sabizabulin dapat mengurangi risiko kematian hingga 55 persen, tetapi beberapa ahli berhati-hati dalam menafsirkan hasil secara berlebihan.

Sebuah obat eksperimental yang awalnya dikembangkan untuk melawan kanker mengurangi risiko kematian orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid hingga setengahnya, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada hari Rabu. New York Times melansir pada Rabu, (6/7)Obat, Sabizabulin, tampaknya lebih efektif daripada obat lain yang telah diizinkan untuk pasien Covid yang sakit parah. Veru, perusahaan di Miami yang mengembangkan obat tersebut, telah mengajukan permohonan ke Food and Drug Administration untuk otorisasi darurat penggunaannya. Itu berpotensi menambah senjata baru ke gudang senjata sederhana yang tersedia untuk pasien yang dirawat di rumah sakit, kata para ahli. "Ini terlihat sangat mengesankan," kata Dr. Ilan Schwartz, ahli penyakit menular di University of Alberta yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Kami memiliki sejumlah kecil perawatan untuk pasien dengan penyakit parah yang meningkatkan angka kematian, tetapi perawatan lain yang dapat mengurangi kematian lebih lanjut akan sangat disambut baik."Namun, Dr. Schwartz memperingatkan bahwa uji coba ini relatif kecil, dengan hanya 134 pasien yang menerima obat tersebut.

"Secara keseluruhan, saya pikir ini sangat menarik, meskipun saya akan menyambut studi konfirmasi yang lebih besar dan independen," katanya. Sabizabulin memblokir sel dari membangun mikrotubulus, kabel molekul penting yang mengangkut material dari satu bagian interior sel ke bagian lain.

Obat ini awalnya dikembangkan oleh para peneliti di University of Tennessee untuk melawan kanker karena sel tumor yang tumbuh cepat bergantung pada mikrotubulus untuk pertumbuhannya yang cepat. Dua tahun lalu, para peneliti di Veru mencoba sabizabulin pada Covid. Mereka menduga obat itu dapat mencegah replikasi virus, yang bergantung pada jaringan mikrotubulus untuk menyatukan potongan-potongan virus baru. Mereka juga berhipotesis bahwa obat itu akan membantu pasien Covid melawan peradangan paru-paru yang berpotensi mengancam jiwa.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Mafani Fidesya

Komentar

Komentar
()

Top