Pendidikan Inklusif Atasi "Learning Loss" akibat Pandemi
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Iwan Syahril
Iwan menekankan, peran pemerintah harus lebih maksimal untuk mencapai pendidikan inklusif. Kelompok-kelompok yang terdampak besar oleh pandemi harus diberi perhatian lebih. "Untuk mencapai semua itu, prinsip inklusif ini kita harus benar-benar menjadi sensitif," katanya.
Dia mengakui menjalankan pendidikan inklusif untuk pemulihan pendidikan bukan hal mudah. Dia menekankan pentingnya gotong royong untuk menghadirkan pendidikan inklusif.
Peran Guru
Iwan juga menekankan, wajib hukumnya bagi tenaga pendidik memahami kompetensi peserta didik sebelum mengawali pembelajaran guna memudahkan penentuan metode ajar yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dalam mengimplementaskan Kurikulum Merdeka, tahapan pertamanya adalah penerapan asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi.
Dia menyebut, ada angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahap kesiapan dirinya sebelum menggunakan Kurikulum Merdeka. Dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran, guru dapat mengumpulkan dan mengolah informasi siswa.
Selanjutnya, kata dia, guru dapat memberikan intervensi pengajaran dan beragam aktivitas pembelajaran sesuai dengan level pembelajaran tersebut.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya