Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pendekatan Holistik untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani Lahan Kecil

Foto : ISTIMEWA

sawah

A   A   A   Pengaturan Font

KABUPATEN BOGOR - Petani lahan kecil dengan luas lahan kurang dengan luas lahan antara 0,51 hingga 1 hektar dan petani gurem dengan luas lahan 0,1 hingga 0,5 hektar cukup banyak. Pada Sensus Penduduk 1993 menyatakan jumlah petani gurem 10,9 juta keluarga,naik menjadi 13,7 juta keluarga pada 2003.

Sejak 2020 Bayer Indonesia telah memberdayakan petani terutama petani lahan kecil melalui program dengan nama Bayer untuk Indonesia (Bisa). Program yang bersifat holistik ini berupa meningkatkan produktivitas lahan dan ekosistem tani, perawatan kesehatan mandiri, hingga penanggulangan stunting.

Program Bisa dilakukan demi mewujudkan tujuan Rencana Pembangunan Nasional dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) untuk mengentaskan kemiskinan, memberantas kelaparan, memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan rakyat serta mewujudkan kesetaraan gender.

Dalam program Bisa, Bayer Indonesia mengajukan model Better Life Farming (BLF) sebagai solusi pertanian di Indonesia. BLF adalah program berkelanjutan Bayer bekerja sama dengan para mitra, targetnya adalah 4 juta petani dengan 20 persennya adalah petani perempuan, selama kurun waktu 2020-2030.

Model pemberdayaan petani BLF selanjutnya yang akan berlokasi di 17 provinsi, demi mendukung terwujudnya pertanian yang maju, mandiri, dan modern. Konsep ini sejalan dengan strategi Pemerintah untuk mengembangkan Korporasi Petani dan menjangkau 2,5 juta petani muda.

Di mana kelompok tani dan petani akan diberi bimbingan pelatihan secara langsung atau on-farm serta kewirausahaan dan difasilitasi akses pembiayaan, asuransi pertanian, serta akses pasar. Program pendampingan BLF adalah komitmen jangka panjang Bayer yang secara global bermitra dengan IFC, Netafim dan Swiss-Re.

Presiden Direktur Bayer Indonesia Kinshuk Kunwar mengatakan, bisa merupakan bagian dari program global perusahaan untuk menjangkau petani di negara berkembang. Melalui model BLF program Bisa diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan ketahanan pangan dan daya saing pertanian.

"Di Indonesia kami menargetkan 4 juta petani. Mengapa jumlahnya 4 juta karena saat ini sumber daya kita baru sebatas itu. Kalau akhirnya bisa memenuhi target ada kemungkinan untuk ditingkatkan. Karena memiliki komitmen kuat di dini karena sudah ada sejak 60 tahun yang lalu," kata dia dalam konferensi pers di Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jumat (12/8).

Program Bisa mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2020-2024, korporasi petani yang dibangun dengan sistem industri tani yang terpadu dalam mengembangkan skala usaha tani. Hal ini diharapkan menjadi solusi atas permasalahan yang kerap dijumpai petani.

"Faktanya, banyak petani mengalami kesulitan dalam menjual hasil panen sehingga menyebabkan menurunnya pendapatan mereka. Keadaan ini semakin terancam dalam masa pandemi ini," kata Country Commercial Lead Crop Science Bayer Indonesia & Malaysia Patrick Gerlich.

Ia mengaku telah bertemu langsung dengan para petani yang cenderung mengalami kesulitan selama pandemi. Ini menjadi ancaman kepada potensi produksi pangan nasional yang jika dikelola dengan tepat akan bermanfaat bagi kesejahteraan petani. "Untuk itu, Bayer menggagas Better Life Farming di seluruh dunia yang hari ini bersama Kementan kita luncurkan di Indonesia," tambahnya.

Melalui kios Better Life Farming Center (BLFC) yang menyediakan produk dan layanan pertanian, Bayer dan mitra membuka akses teknologi dan pendidikan serta pendampingan termasuk akses pembiayaan bagi para petani. Kios ini pelaku dapat mengelola bisnis pertanian secara profesional dan layak secara komersial.

Jumlah kios BLFC ditargetkan akan tumbuh dengan jumlah 4.000 kios sepanjang 2020-2030. Setiap tahunnya BLFC diharapkan dapat menjangkau hingga empat desa atau sebanyak 1.000 petani per desa. BLFC terus dikembangkan untuk dapat dikenal oleh masyarakat luas.

Pada 2020, area model pemberdayaanBLF dengan kios BLFC telah mencakup wilayah Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat. Pada 8 Desember 2020 peresmian BLFC di Tulungagung, Jawa Timur, telah dilakukan, diikuti dengan peresmian BLFC di Serang, Banten, pada 11 Desember 2020. Sebagai penghasil komoditas pangan utama padi dan jagung, Tulungagung kini memiliki delapan BLFC, sama jumlahnya dengan di Banten.

Seluruh BLFC dibina dan dikembangkan oleh Bayer bersama para mitra, dengan pelatihan serta pendampingan intensif kepada pemilik maupun pengelola. Sehingga BLFC dapat menjadi pusat pengembangan terpadu bagi para petani sekitar terutama dalam membuka akses ke pasar hingga pinjaman modal usaha.

Model BLF di daerah Tulungagung sendiri sukses menjangkau lebih dari 1.500 petani dan mampu meningkatkan produktivitas tanaman pangan lebih dari 25 persen serta kenaikan pendapatan petani lebih dari 75 persen. Sedangkan adanya BLFC di Banten sukses menjangkau lebih dari 3.200 petani dengan kenaikan produktivitas tanaman pangan lebih dari 25 persen dan pendapatan petani lebih dari 50 persen.

Peningkatan Kualitas Hidup

Program Bisa dikelola dengan pendekatan holistik terhadap kesejahteraan petani. Di mana tidak hanya diukur dari kesejahteraan finansial, namun juga kesetaraan gender dan kesehatan. Kegiatannya berupa pelatihan khusus untuk para petani perempuan serta memberi pendidikan terkait kesehatan reproduksi dan akses terhadap alat kontrasepsi modern kepada perempuan tani dan istri petani.

Program menyeluruh dimaksudh termasuk perawatan kesehatan mandiri, edukasi kesehatan perempuan dan pembagian alat kontrasepsi, serta edukasi gizi kepada perempuan dan ibu hamil. Kegiatan pendampingan ini diharapkan dapat mengurangi beban pengobatan di pusat kesehatan dan menanggulangi stunting.

"Bayer ingin memberi manfaat untuk para petani Indonesia tidak hanya dari segi pemberdayaan usaha tani, namun juga peningkatan kualitas hidup dalam hal kesehatan keluarga. Program Better Life Farming akan berjalan hingga 2030 dengan target 20 persen dari petani penerima manfaat adalah perempuan petani," lanjut Gerlich.

Organisasi yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat Mercy Corps Indonesia dilibatkan dalam kegiatan ini. Direktur Eksekutif Mercy Corps Indonesia, Ade Soekadis mengungkapkan, setelah berjalan selama lebih dari 2 tahun, program pemberdayaan petani yang dilengkapi dengan intervensi di bidang kesehatan yang mumpuni, terbukti mampu memberi dampak yang optimal dalam upaya membangun kemandirian desa.

"Kami percaya, melalui program kolaboratif seperti ini, bersama-sama kita dapat membantu pemerintah untuk membangun masyarakat dan Indonesia yang lebih kuat. Program BLF mampu menyukseskan agenda nasional dalam mengembangkan sektor pertanian tanah air," kata dia.

Program Bisa di Kecamatan Pamijahan

Setelah menjalankan program Bisa di Belu, Timor Tengah Utara dan Kota Kupang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2021, Bayer melakukan hal serupa. Kali ini lokasi yang dipilih adalah Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Program yang menyasar 8.000 keluarga petani dilakukan di empat desa yaitu Ciasihan, Ciasmara, Gunungsari dan Purwabakti.

"Di sini Bayer akan menjalankan edukasi dan intervensi berkelanjutan kepada masyarakat setempat guna meningkatkan produktivitas lahan dan ekosistem tani, perawatan kesehatan mandiri, perencanaan keluarga, hingga penanggulangan stunting," kata Head of Communications, Public Affairs, Science and Sustainability,Bayer Indonesia Laksmi Prasvita.

Di Desa Ciasihan, yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak para petani setempat tengah berhadapan dengan produktivitas yang tidak optimal. Selain penggunaan metode pertanian yang masih tradisional mereka memiliki lahan yang kecil untuk dapat mendukung kesejahteraan hidup. Sementara, pada bidang kesehatan, masyarakat mengalami situasi yang tak kalah menantang, dari tingkat kesertaan KB yang rendah, sampai prevalensi tengkes (stunting) yang masih di atas 10 persen.

Bahkan, fasilitas kesehatan yang tersedia pun sulit dijangkau sehingga berakibat banyak masyarakat yang mencari pengobatan alternatif, seperti ke dukun. "Kami menyambut baik inisiatif Bisa dari Bayer, yang memberi solusi menyeluruh bagi situasi yang kami hadapi," kata Kepala Desa Ciasihan, Lilih N.

Dengan adanya program Bisa salah satunya pelaksanaan BLF kepada petani warga Desa Ciasihan kini memiliki akses dan juga bekal untuk mengembangkan usaha pertanian sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan mereka. Kami berharap inisiatif ini bisa terus dilakukan sehingga hasil yang dirasa bisa lebih optimal dan berdampak pada kesejahteraan dan kesehatan masyarakat desa.

Di Pamijahan, Bayer menargetkan program Bisa dapat memberi manfaat kepada 8.000 petani dan keluarga tani. Program ini meliputi pendampingan kepada 2.000 petani lahan kecil dan 1.000 petani dan keluarga tani perempuan, edukasi kepada 10 bidan yang selanjutnya akan melatih 220 kader kesehatan dari 43 Posyandu, serta pengembangan 3 BLFC.

"Better Life Farming Center merupakan bagian dari ekosistem pendukung pertanian yang Bayer bangun untuk memudahkan petani setempat dalam mengakses teknologi pertanian, serta menjamin keterlibatan mereka dalam mata rantai nilai pertanian,"papar Smallholders Farming Manager Bayer - Crop Science dari Bayer Indonesia, Dani Prasetya.

Salah satu yang tersedia dalam kios BLFC adalah penyemprotan pestisida dan pemupukan dengan drone, dan beberapa produk bayer. Nantinya akan bekerja sama dengan Telkomsel dalam menyediakan produk operator seluler itu.

Dani menjelaskan, penyemprotan pestisida dengan drone lebih hemat biaya tenaga kerja, menjaga ketepatan dosis, hemat air dan lebih cepat. Dengan pemetaan dan perekaman drone dapat kembali di titik saat cairan pestisida habis, sehingga penyemprotan tidak akan tumpang tindih.

"Dengan drone hanya perlu 200 ribu rupiah per hektar dalam waktu 15 menit saja. Sedangkan dengan penyemprotan manual perlu biaya 300 hingga 400 ribu rupiah tenaga kerjanya pun susah diperoleh. Karena proses pengisian yang berulang sering terjadi dosisnya tidak tepat lagi," ujar dia.

Jamal berharap, dengan adanya program Bisa yang dijalankan Bayer bersama komunitas petani setempat hasil pertanian lahan sempit yang dimilikinya dapat meningkat. "Setiap panen saya mendapatkan 20 karung gabah kering. Dengan pendampingan yang dilakukan Bayer semoga hasil panen saya dapat meningkat," ujar dia.

Laksmi menambahkan, di Kecamatan Pamijahan program Bisa bukan hanya meningkatkan penghasilan petani saja. Lantara program bersifat holistik termasuk pendampingan perawatan kesehatan mandiri, edukasi kesehatan perempuan, dan pembagian alat kontrasepsi, serta edukasi gizi kepada perempuan dan ibu hamil. Kegiatan pendampingan ini diharapkan dapat mengurangi beban pengobatan di pusat kesehatan dan menanggulangi stunting.

Di desa Ciasihan ini angka tingkat partisipasinya KB masing kurang. Angka stunting juga masih di atas 10 persen. Karena letak Puskesma jauh membuat mereka banyak ke dukun beranak untuk melahirkan," kata dia.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Ir. Musdhalifah Machmud, M.T., mengatakan program BLF sangat baik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Kami mendukung segala upaya perusahaan seperti yang dilakukan Bayer dalam bentuk apapun. Karena tidak bisa satu instansi dapat melakukan segalanya," kata dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top