Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketertiban Kota

Pencari Suaka Dipindahkan ke Kalideres

Foto : ANTARA/M RISYAL HIDAYAT

PEMINDAHAN PENGUNGSI I Sejumlah pencari suaka melintas untuk memasuki bus saat akan dipindahkan dari trotoar kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (11/7). Pemerintah DKI Jakarta memindahkan pencari suaka yang berasal dari Afganistan, Somalia, Sudan, dan Pakistan ke lahan bekas Markas Komando Distrik Militer (Makodim) Kalideres, Jakarta Barat.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memindahkan para pencari suaka politik asal Sudan, Afghanistan, dan Somalia ke wilayah Kalideres, Jakarta Barat. Pemindahan dilakukan setelah Pemprov berkoordinasi dengan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) dan International Organization for Migration atau Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

"Mereka kita pindahkan ke lapangan eks Kodim di Kalideres. Ada lahan aset kita di sana. Kita akan tempatkan tenda-tenda untuk mereka," ujar Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah, saat memimpin upaya relokasi para pencari suaka itu, di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (11/7).

Menurutnya, lapangan eks Kodim ini berdekatan dengan Rumah Detensi Imigrasi Kalideres yang selama ini menjadi tempat penampungan para pencari suaka. Selain tenda, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga akan menyediakan fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) untuk kebutuhan sehari-hari mereka.

Beberapa hari belakangan, jumlah pengungsi di depan Menara Ravindo itu semakin banyak. Alasannya, mereka menuntut UNHCR untuk segera mencarikan negara pemberi suaka. Di sisi lain, tempat penampungan pengungsi di Kalideres pun sudah kekurangan suplai bantuan makanan.

Sedikitnya, ada tujuh bus Transjakarta yang digunakan untuk mengangkut pengungsi tersebut. Bus-bus itu mulai berangkat pukul 15.17 WIB. Pengungsi ini sudah lebih dari dua pekan bermalam di depan Kantor UNHCR yang berdampak pada ketidaktertiban kota.

Persoalan Kemanusiaan

"Sebenarnya dari sisi Pemprov DKI persoalannya adalah kemanusiaan, kedua soal ketertiban umum. Kami berkoordinasi dengan UNHCR dan Kemenlu," kata Saefullah.

Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Megantara, mengatakan pihaknya hanya sebatas membantu merelokasi para pencari suaka ke tempat yang sudah disepakati Kemenlu dan UNHCR. Sedangkan untuk bantuan makanan, kesehatan dan lainnya akan ditangani langsung oleh UNHCR.

"Kita cuma sebatas bantu para pencari suaka ke tempat penampungan baru. Soal lainnya akan ditangani UNHCR," kata Bayu.

Bayu melanjutkan untuk mencegah para pencari suaka kembali tinggal di trotoar di Jalan Kebon Sirih, pihaknya akan menempatkan petugas Satpol PP. "Kita akan tempatkan puluhan personil dari Satpol PP untuk menjaga jalan di depan Menara Ravindo, agar lokasi tersebut steril dari para pengungsi," ungkap Bayu.

Dia mengatakan, pihaknya masih menginventarisir kerusakan taman akibat adanya keberadaan para pengungsi di lokasi tersebut. Namun, Bayu memastikan kerusakannya hanya berupa tanaman yang tergolong jenis mudah tumbuh kembali.

"Tanaman di sekitar para pengungsi tinggal kebanyakan jenisnya balung. Itu kalau kepotong bisa tumbuh kembali," imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sifatnya membantu pencari suaka itu ke tempat yang lebih layak. Dia mengatakan, keberadaan pengungsi yang berkerumun di trotoar hingga mendirikan tenda-tenda membuat kotor Jakarta. pin/P-6

Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top