Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penasaran, Apa Saja Isu-isu Seksualitas yang Dihadapi Anak Muda?

Foto : The Conversation/Shutterstock/New Africa

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Sejauh ini, masih belum ada pendidikan seksualitas yang kompeherensif di Indonesia. Namun, bukan berarti usaha-usaha ke arah sana tidak pernah dilakukan. Pada tahun 2015 misalnya, terdapat upaya untuk memasukkan materi kesehatan reproduksi dalam kurikulum nasional. Sayangnya, Mahkamah Konstitusi menolak usulan ini karena para pemohon dianggap tidak memiliki legal standing atau kedudukan hukum.

Memang, terdapat beberapa hal yang menghambat tumbuhnya pendidikan seksualitas kompeherensif di Indonesia. Sebagai negara yang kuat dengan nuansa Islam, pandangan bahwa seksualitas adalah hal yang tabu dan berseberangan dengan nilai-nilai Islam masih kerap muncul. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk melihat kesesuaian kondisi sosial dan kultural dalam memberikan pendidikan seksualitas yang kompeherensif. Seperti yang baru-baru ini dilakukan oleh pemerintah Malaysia.

Pada tahun 2020, pemerintah Malaysia menunujukkan komitmen dengan meratifikasi kebijakan yang bersifat nasional untuk menyelenggarakan pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah. Dalam prosesnya, pemerintah Malaysia menggunakan istilah "Pendidikan Kesihatan Reproduktif dan Sosial Kebangsaan" atau pendidikan kesehatan reproduksi dan sosial. Bila diperhatikan secara seksama, tidak ada kata "seksualitas" dalam konsep yang ditawarkan. Hal ini sengaja dilakukan oleh pemerintah Malaysia sebagai bentuk penyesuaian dengan nilai-nilai Islam yang dominan di negaranya.

Dalam konteks Indonesia yang kental dengan nilai-nilai Islam, pendekatan perlu dilakukan dengan para tokoh agama untuk menyepakati aspek-aspek apa saja yang dianggap cocok bagi murid-murid di sekolah. Dari beberapa "tempat" yang dianggap cocok untuk memberikan pendidikan seksualitas, sekolah dianggap sebagai tempat yang paling cocok. Sebuah studi di Mesir tahun 2012 menunjukkan bahwa sekolah dapat menjadi tempat yang cocok untuk memulai transfer pengetahuan terkait isu seksualitas kepada para siswa sebelum siswa aktif secara seksual.

Selain itu, studi yang sama menunjukkan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa sekolah dianggap cocok untuk memberikan pendidikan seksualitas; 1) Anak yang bersekolah lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah, 2) Di sekolah, informasi terkait isu seksualitas dapat diberikan sesuai kebutuhan berdasarkan kelompok usia, dan 3) Sekolah merupakan institusi yang dipercaya oleh masyarakat untuk memberikan transfer ilmu pengetahuan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top