Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Bencana I Pemprov DKI Berdalih Banjir akibat Curah Hujan yang Tinggi

Penanganan Banjir Dinilai Tak Ada Kemajuan

Foto : ANTARA/M Risyal Hidayat

Warga berdiri di jendela rumahnya ketika banjir merendam di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (8/11/2021). Intensitas hujan yang tinggi serta meluapnya sungai Ciliwung membuat sejumlah wilayah di Ibu Kota terendam banjir.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Penanganan banjir yang menggenangi 91 Rukun Tetangga (RT) di DKI Jakarta pada Senin (9/11) kemarin, dinilai belum ada kemajuan berarti.

Banjir yang mengakibatkan 182 warga mengungsi tersebut terjadi akibat Sungai Ciliwung dan beberapa kali di Jakarta meluap selain karena curah hujan yang tinggi.

"Sekali lagi kita diperlihatkan bahwa di bawah kepemimpinan Pak Anies (Gubernur Anies Baswedan) tidak ada kemajuan dalam penanganan banjir. Program-program prioritas untuk menghindari banjir banyak yang belum diselesaikan," ujar Anggota Komisi D DPRD Fraksi PSI, DKI Jakarta, August Hamonangan di Gedung Balai Kota Jakarta, kemarin.

August berpendapat Anies baru akan mengejar program penanggulangan banjir pada sisa setahun kepemimpinan sebagai Gubernur DKI Jakarta sesuai Instruksi Gubernur Nomor 49 Tahun 2021. "Seharusnya Gubernur Anies sudah dari lama bergerak cepat mengatasi hal tersebut, sejak dia dilantik. Contohnya, mempercepat pengadaan tanah untuk normalisasi dan naturalisasi, mempercepat pembangunan waduk, polder, dan drainase. Sayangnya, program normalisasi dan pembenahan 13 sungai besar Jakarta ternyata mandek dari 2018 dan semua baru dikejar di sisa satu tahun masa jabatan," jelas August.

August menagih keseriusan Gubernur Anies dalam menyelesaikan penanganan banjir di Ibukota dengan berfokus pada penanganan banjir yang efektif. Di sisa satu tahun masa jabatan Gubernur Anies, permasalahan banjir di Ibu Kota harus menjadi isu prioritas.

"Masa dalam empat tahun tidak ada kemajuan sama sekali dalam penanganan banjir. Kami minta Pak Anies jangan berfokus pada program gimmick-gimmick saja untuk berswafoto, tapi harus mengeksekusi juga pada program penanganan banjir yang efektif," tutur August.

Sementara itu, banjir akibat rob dikabarkan masih menggenangi kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. Pada Senin lalu, dikabarkan sebanyak 300 Kepala Keluarga (KK) di enam RT yang berada di RW 022 Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, terdampak banjir rob yang sudah terjadi selama empat hari.

Lurah Pluit Helwin Ginting mengatakan ketinggian banjir rob diperkirakan mencapai sekitar 30-60 sentimeter. Namun warga setempat belum ada yang mau diungsikan karena tidak ingin meninggalkan rumah masing-masing.

Kerap Melanda

Pemprov DKI Jakarta menyebutkan banjir yang kerap melanda Ibu Kota disebabkan karena curah hujan tinggi di musim hujan tiba. "Hujannya terulang, (bajir terjadi) karena hujan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Marullah ditemui di Balai Kota, Jakarta, Rabu.

Marullah mengatakan beberapa pekan terakhir Jakarta mengalami perubahan cuaca ekstrem, sehingga sejumlah lokasi tergenang banjir. Akan tetapi, ia memastikan genangan itu bisa surut dalam kurun waktu kurang dari 6 jam sesuai dengan arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Ada beberapa tempat memang tergenang, tapi sekarang sesuai dengan yang disampaikan gubernur, 6 jam surut. Mayoritas surut 6 jam," tuturnya.

Dikatakan Marullah, ada sebagian lokasi di bantaran kali yang genangannya sulit surut, seperti di Kebon Pala dan Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Bahkan, banjir yang merendam permukiman warga di Kebon Pala beberapa waktu lalu terjadi selama 3 hari.

"Itu karena aliran dari limpasan sungainya masih terus melimpas. Jadi, setelah limpasan itu (turun) saya pastikan (banjir) 6 jam surut. Tapi limpasan saja enggak selesai, karena curah hujan di beberapa tempat tinggi," sambungnya.

Menurut Marullah, selama ini Pemprov DKI Jakarta sudah bekerja maksimal untuk meminimalisir banjir. Hal ini melalui program pembuatan sumur resapan atau drainase vertikal yang diyakini efektif mengatasi genangan di ibu kota. "Ada juga pembersihan saluran air hingga pengerukan sungai," tuturnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top