Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Kesenjangan Ekonomi

Pemprov DKI Siapkan Langkah Jangka Pendek

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah provinsi DKI Jakarta menyiapkan langkah jangka pendek dalam mengatasi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi warga Jakarta. Langkah-langkah tersebut juga diciptakan dalam rangka menghadapi arus urbanisasi yang diperkirakan akan melanda Jakarta.

Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan langkah pertama yang disiapkan adalah menyediakan pangan murah. Hal itu dilakukan agar masyarakat miskin bisa mendapatkan pasokan pangan dengan harga terjangkau. "Karena pengeluaran terbesar masyarakat miskin adalah untuk pangan," kata Anies di Makam Wakaf Muslim, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Kamis (6/6).

Langkah kedua menurut Anies adalah mengintegrasikan pendataan penduduk bagi warga yang memerlukan dan layak dibantu pemerintah. Bantuan akan disalurkan dalam bentuk Kartu Pekerja, Kartu Lansia Jakarta (KLJ), dan Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Anies menjelaskan, pendataan penduduk yang menerima bantuan itu sudah diintegrasikan menjadi satu melalui PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga). Awalnya pendataan tersebut hanya diambil secara parsial oleh dinas-dinas terkait. "Yang berbeda ini pemantauannya. Sekarang kami integrasikan dengan pelaksananya tetap dinas sosial" ucap Anies. Ia mengatakan, pendataan penduduk tersebut sudah berjalan dari sebelum Februari lalu.

"Kami sudah luncurkan programnya dan sudah mulai pendataan oleh PKK dari sebelum Februari," ucap Anies. Anies ingin penyaluran bantuan ini merata ke semua anggota keluarga. "Contohnya dalam satu keluarga miskin hanya sang cucu yang menerima KJP, sementara nenek tidak memperoleh KLJ padahal mereka satu rumah.

Menurut Anies kesenjangan ekonomi paling kentara di Jakara. "Selama ini kesenjangan antara miskin kaya, antara bekerja dengan tidak bekerja, dan terdidik dengan tidak terdidik," ucap Anies

Menyangkut angka urbanisasi, pada tahun ini, Pemprov DKI Jakarta memproyeksikan ada sekitar 71 ribu pendatang baru ke Ibu Kota. Anies menerangkan, pendatang baru itu merupakan proyeksi selisih antara masyarakat yang melakukan mudik dan masyarakat yang datang ke Ibu Kota selama arus balik.

Anies mengatakan angka itu meningkat dibandingkan pada 2018 sebanyak 69.479 ribu orang. Ia menyebutkan jumlah pemudik tahun lalu sekitar 5.865.000 orang sedangkan saat arus balik lebih banyak menjadi sekitar 5.934.000.

Jumlah itu menurun 1,8 persen dibandingkan 2017 dengan jumlah pendatang baru mencapai 70.752 orang. Anies mengatakan jumlah pendatang baru pada arus balik 2019 meningkat karena bertepatan dengan lulusnya siswa yang hendak mencari kuliah serta lulusnya mahasiswa yang hendak mencari kerja. Ant/P-6

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top