Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Bencana - Sebanyak 300 Bus Disiagakan di Bandara Ngurah Rai

Pemkab Karangasem Membeli Ternak Pengungsi Gunung Agung

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk membantu warga yang mengungsi akibat meningkatnya aktivitas Gunung Agung, Pemkab Karangasem membeli ribuan hewan ternak milik pengungsi.

KLUNGKUNG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem, Bali mengupayakan membeli ribuan hewan ternak milik para pengungsi Gunung Agung guna mencegah agar tidak dijual dengan harga murah. Dipastikan hewan yang dibeli pemerintah dihargai dengan harga yang pantas.

"Kami sedang upayakan hewan ternak milik masyarakat yang sedang mengungsi dibeli pemerintah. Dibeli dengan harga pantas sehingga tidak ada lagi masyarakat menjual hewan ternaknya dengan harga miring," kata Bupati Karangasem, Ayu Mas Sumantri, di Kabupaten Klungkung, Minggu (24/9).

Selama ini, tambah Sumantri, masyarakat panik dengan kondisi hewan ternaknya karena pemiliknya berada di lokasi pengungsian. Pemilik ternak lebih memilih menjual hewan peliharaannya, walau dengan harga yang sangat murah.

Sumantri menegaskan sudah berkoordinasi dengan pihak terkait (TNI/Polri dan BPBD) untuk membantu masyarakat agar melakukan evakuasi ternak dilakukan sejak Sabtu (23/9) lalu. Untuk alokasi dana membeli hewan ternak milik warga yang mengungsi ini bersumber dari anggaran pemerintah daerah dan dibantu anggaran dari Pemprov Bali.

Total alokasi anggarannya belum bisa dijelaskan secara rinci. "Apabila memang memerlukan anggaran sangat banyak, kami akan upayakan untuk membeli semua hewan ternak milik warga yang mengungsi," kata Sumantri.

Dalam upaya ini, tambah Sumantri, Pemkab Karangasem dibantu relawan untuk membantu evakuasi hewan ternak milik warga yang mengungsi itu, untuk dibawa ke tempat yang aman. Relawan sekaligus membantu menjualnya agar tidak dijual dengan harga murah.

Sumantri mengatakan pemerintah setempat membeli puluhan ribu ekor ayam petelur yang ditinggal pemiliknya yang mengungsi itu dengan harga yang kompetitif dan kemudian dimanfaatkan untuk konsumsi lauk pauk di pengungsian. "Kami membeli ayam milik peternak yang ditinggal mengungsi sebagai asupan nutrisi para pengungsi," katanya.

Selain itu, ribuan ternak babi milik masyarakat yang ditinggal mengungsi juga dibeli pemerintah daerah untuk dikonsumsi para pengungsi. "Kami tidak ingin warga kami hanya sekadar makan tahu tempe saja, namun hewan ternak milik warga pengungsi ini kami beli dengan harga yang layak," ujarnya.

Pengungsi Bertambah

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan berdasarkan data Pusdalpos BPBD Bali jumlah pengungsi bertambah, mencapai 17.551 jiwa yang tersebar di 125 titik pengungsian. Diperkirakan jumlah pengungsi masih akan bertambah mengingat masih banyak pengungsi yang tinggal secara berpencar.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan hasil pemantauan dari tim crisis center belum ada wisman yang melakukan pembatalan ke Bali. Belum ada juga laporan wisman yang mempercepat kepulangan karena khawatir erupsi Gunung Agung.

Kepala Balai Pengelola Tansportasi Darat Wilayah Bali dan NTB, Agung Hartono mengatakan sebanyak 300 bus disiagakan di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, untuk mengangkut pemakai jasa penerbangan di sana. Ini sebagai langkah antisipasi jika pada akhirnya Gunung Agung meletus dan mengakibatkan Bandara Internasional Ngurah Rai ditutup.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi, Kota Denpasar, dan Organda yang paling berperan serta Damri," kata Agung.

Agung menjelaskan bila pemakai jasa penerbangan di sana tidak bisa dilayani pesawat terbang dan harus meneruskan perjalanan memakai angkutan darat, maka bus-bus itulah yang menjadi moda transportasi alternatif. n mza/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas, Antara

Komentar

Komentar
()

Top