Pemkab HSU Dorong Pengendalian Gulma Susupan Gunung
Pemkab HSU Dorong Pengendalian Gulma Susupan Gunung
Foto: Dok. Pemkab Hulu Sungai UtaraPenjabat (Pj) Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) R. Suria Fadliansyah mendorong upaya langkah pengendalan gulma susupan gunung atau putri malu raksasa yang berdampak sangat besar merugikan sektor pertanian dan perikanan.
Pernyataan tersebut disampaikan Pj Bupati R. Suria melalui sambutan tertulis yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) HSU, Adi Lesmana saat membuka kegiatan Forum Group Discussion (FGD) kajian karakteristik dan identifikasi potensi pemanfaatan dan pengendalian gulma di Mess Negara Dipa, Rabu (7/6).
"Kita ketahui penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) paling besar di Kabupaten HSU adalah dari sektor pertanian dan perikanan yaitu sekitar 17 persen selain sektor ekonomi," kata R. Suria, dikutip dari laman resmi Pemkab HSU, Jumat (9/6).
Suria mengatakan berbagai upaya sudah dilaksanakan Pemda bersama petani untuk mengendalikan gulma susupan gunung ini, yakni melalui penyemprotan kimia melalui pesawat drone hingga menggunakan eskavator untuk membuka lahan dan jalur sungai.
Selain menghambat sektor perikanan dan pertanian, kata R. Suria, susupan gunung ini juga menghalangi jalur transportasi sungai yang mengakibatkan arus barang dan jasa ikut terhambat.
"Maka mungkin tidak berlebihan kalau kita menyebutkan bahwa serangan gulma susupan gunung ini termasuk ke dalam bencana ekologis," ucapnya.
Lantas, dia berharap, dengan diselenggarakan kegiatan FGD ini dapat memberikan solusi yang efektif dalam mengatasi masalah gulma secara efisien dan ramah lingkungan.
"Kajian ini sangat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah susupan gunung ini dapat dikendalikan maupun dapat dimanfaatkan," ujar R. Suria.
Sementara, Ketua Peneliti dari ULM Dr. Ir. Yusriadi Marsuni M.Si mengatakan pihaknya lebih menyarankan pengendalian tanaman gulma ini secara manual dengan perahu mesin pencacah hasil kreasi perajin logam di HSU.
"Kita sarankan pengendalian secara manual, karena dengan dicacah, tanaman Susupan Gunung membusuk didalam air dan tidak tumbuh lagi," tuturnya.
Yusriyadi mengatakan, melalui perahu mesin pencacah gulma juga bisa membuka jalur untuk upaya pengendalian lebih lanjut. Hasil cacahan tanaman susupan gunung di dalam air menjadi sarang ikan pepuyu dan jenis ikan lainnya untuk berkembang biak.
Sebagai informasi, gulma susupan gunung dapat menjadi gangguan dalam sektor pertanian karena mereka dapat bersaing dengan tanaman budidaya untuk mendapatkan sumber daya seperti air, nutrisi, dan cahaya matahari. Gulma yang tumbuh dengan cepat dan menyebar secara agresif dapat mengambil sumber daya yang seharusnya diperuntukkan bagi tanaman yang ingin ditanam petani. Ini dapat menghambat pertumbuhan dan produksi tanaman budidaya yang diinginkan.
Selain itu, beberapa jenis gulma susupan gunung juga dapat menjadi inang penyakit atau hama, yang kemudian dapat menyerang tanaman pertanian. Mereka dapat menjadi tempat berkembang biak bagi serangga atau mikroorganisme patogen yang dapat merusak tanaman budidaya secara langsung atau menyebabkan penyakit menyebar dengan cepat.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD
Berita Terkini
- Midea Rilis Kulkas Berkapasitas Besar yang Hemat Energi
- Musyawarah Kadin Indonesia Siap Digelar, Arsjad Rasjid Pertahankan Keutuhan Organisasi
- Ini Rekap Transfer Liga Prancis
- Ini Kata Jens Raven Soal Kluivert dan Indonesia ke Piala Dunia
- Ternyata Ini yang Dilakukan Pembunuh Sandy Permana untuk Hilangkan Jejak