Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pesta Demokrasi -- Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia Berharap Kerukunan Tetap Terjaga

Pemilu 2024 Harus Dipandang sebagai Sarana Integrasi Bangsa

Foto : ANTARA/Asprilla Dwi Adha

Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari (kanan) disambut Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Budi Santoso Tanuwibowo (kiri) saat silahturahim KPU ke Matakin di Klenteng Kong Miao, TMII, Jakarta, Jumat (13/1). Dalam rangka safari ke organisasi masyarakat berbasis keagamaan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar silahturahmi serta audiensi dengan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia menjelang Pemilu 2024.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) berharap seluruh pihak dapat memandang pemilihan umum (pemilu) sebagai sarana integrasi atau pemersatu bangsa Indonesia.

"Istilah yang digunakan KPU kemudian, kami berharap jadi cara pandang kita semua ya bahwa pemilu 2024 sebagai sarana integrasi bangsa," ujar Ketua KPU, Hasyim Asy'ari, usai beraudiensi dengan pimpinan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) di Kelenteng Kong Miao, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Jumat (13/1).

Dengan demikian, kata dia, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat terjaga di tengah penyelenggaraan pemilu, khususnya Pemilu 2024 di tengah berbagai perbedaan pilihan.

Selanjutnya, Asy'ari menyampaikan, pemilu dapat pula dipandang sebagai sarana musyawarah sehingga rakyat Indonesia optimistis pemilu dapat melahirkan pemimpin dan para wakil rakyat yang tepat.

"Pemilu juga sebagai sarana bermusyawarah rakyat Indonesia karena semua kan diberikan kesempatan untuk bersuara lewat mencoblos. Itu supaya kita optimistis memasuki tahun-tahun pemilu di tahun 2023 dan 2024," ujar dia.

KPU RI berharap para pimpinan Matakin mengajak masyarakat, termasuk anggota Matakin, untuk mengawal Pemilu dan Pilkada 2024 berjalan demokratis dan berintegritas. "Kami juga berharap pimpinan Matakin, sebagai tokoh masyarakat dan tokoh agama yang dijadikan panutan, dapat memberikan ajakan-ajakan kepada warga Matakin, khususnya supaya pemilu yang kita selenggarakan bersama-sama pada 2024 dan Pilkada 2024, yang tentu di situ pasti ada konflik dan ada kompetisi untuk meraih kekuasaan atau mempertahankan kekuasaan, supaya dapat terselenggara dengan aman damai demokratis dan berintegritas," kata Hasyim Asy'ari.

Audiensi tersebut merupakan bagian dari agenda KPU untuk menjalin silaturahim dengan berbagai pihak. Sejauh ini, lanjut Hasyim, KPU sudah beraudiensi dengan pimpinan berbagai lembaga negara dan kementerian berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu.

Selain Matakin, KPU juga telah beraudiensi dengan organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan lain, seperti Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ke depannya, Hasyim berharap KPU di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota dapat melakukan hal serupa, yakni bekerja sama, bersilaturahim, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk ormas di daerah masing-masing.

Bekerja Optimal

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Dewan Kerohanian Matakin Budi Santoso Tanuwibowo mengapresiasi audiensi yang dilakukan KPU RI. Audiensi itu membuktikan bahwa KPU benar-benar ingin bekerja secara optimal dalam menyelenggarakan Pemilu Serentak 2024.

"Kunjungan dari KPU ini membuktikan KPU benar-benar ingin bekerja secara optimal, karena pekerjaan yang harus dikerjakan oleh KPU ini adalah sesuatu yang sangat penting bagi republik ini; bukan sekadar pemilunya lancar, melainkan juga mampu melahirkan wakil-wakil rakyat dan pimpinan nasional yang baik dari yang ada," kata Budi.

Budi Santoso mengingatkan kepada seluruh pihak bahwa bagi setiap orang yang beriman dan berbudi luhur, kompetisi seperti dalam pemilu merupakan hal yang wajar. Dengan demikian dalam menyikapinya, mereka sepatutnya tetap bisa menjaga kerukunan di dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.

"Seharusnya, bagi orang beriman dan berbudi luhur, berkompetisi adalah hal yang wajar selama anda tidak melakukan hal-hal yang negatif dan seseorang yang beriman tentu tetap bisa rukun," ujar dia.

Budi berharap segenap bangsa Indonesia dapat senantiasa menjaga kerukunan demi mewujudkan satu tujuan, yaitu Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top