Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Perkapalan

Pemilik Kapal Keluhkan Mahalnya Biaya Pinjaman

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Para pemilik kapal yang tergabung dalam Indonesian National Shipowners Association (INSA) mengeluhkan tingginya bunga pinjaman perbankan untuk pembangunan dan pembelian kapal. Kondisi tersebut dinilai cukup berdampak dalam pengembangan bisnis perkapalan di Tanah Air.

Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto mengatakan selama ini bunga untuk pembangunan dan pembelian kapal yang dikenakan perbankan cukup tinggi. Alhasil, pengembangan bisnis para pengusaha kapal tidak secepat yang diinginkan.

"Untuk ini kami meminta kepada pemerintah dan otoritas keuangan untuk bisa memberikan insentif dalam pembangunan dan pembelian kapal. Salah satunya berupa keringanan bunga perbankan," kata Carmelita di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) INSA di Jakarta, Kamis (2/8).

Dia membandingkan bunga perbankan di luar negeri untuk pembangunan dan pembelian kapal hanya sekitar 1-2 persen. Namun di Indonesia, lanjutnya, pengusaha kapal ini dikenakan bunga hingga 12 persen.

Untuk itu, dia berharap pemerintah memberikan insentif kepada industri perkapalan guna mendukung program tol laut demi mewujudkan Indonesia poros maritim dunia.

Diakui Carmelita, jalur laut saat ini memang menjadikan angkutan logistik paling efisien. Untuk itu pemerintah menjadikan laut sebagai media untuk menciptakan pemerataan di berbagai wilayah Indonesia. Nyatanya, peran industri kapal setiap tahun terus meningkat.

Indikasi tersebut terlihat dari peningkatan jumlah jumlah kapal menjadi 24 ribu unit pada 2016 dari 6.000 unit pada 2005. Peningkaatan ini tidak terlepas dari penerapan asas cabotage sejak 2005.

Terkait insentif pembiayaan, Carmelita mengatakan pihaknya akan bertemu dengan Bank Indonesia (BI) pada September mendatang untuk membicarakan kemudahan kredit bagi industri pelayaran nasional. Dengan demikian, diharapkan bunga kredit pembelian kapal yang saat ini masih double digit bisa diturunkan. Dengan strategi itu, penambahan armada baru sekaligus peremajaan kapal-kapal tua dapat dilakukan.

Berkembang Pesat

Sementara itu, Sekretaris Jenderal, Djoko Sasono mengatakan sektor pelayaran nasional sedang berkembang pesat. Kementerian Perhubungan berharap tren pertumbuhan kapal dapat terus berlanjut dan daya saing pelayaran di kancah dunia meningkat.

"Armada kapal nasional melonjak dari 6.041 unit pada 2005 menjadi 24.046 unit pada 2016 yang terdiri dari armada angkutan laut pelayaran dan angkutan laut khusus. Total kapasitas angkut punt meningkat, dari 5,57 juta GT pada 2005 menjadi 38,5 juta GT pada 2016," katanya.

mza/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top