Pemerintah "Sembrono" Menarik Utang
Utang Indonesia, kata Maruf, sudah hampir mencapai 8.000 triliun rupiah dan tidak diikuti dengan kemandirian ekonomi. Artinya, efektivitas utang untuk mendorong kemandirian masih jauh dari harapan. Malah sebaliknya, ada ancaman debt trap karena pendapatan masih terus mengandalkan ekspor bahan mentah dan impor barang konsumsi justru terus meningkat.
"Utang mau 8.000 triliun rupiah, tapi impor pangan, impor barang konsumsi dari Tiongkok di e-commerce misalnya, malah makin membesar," kata Maruf.
Kegiatan Produktif
Pengamat ekonomi dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti, mengatakan defisit memang dibatasi maksimal 3 persen dari PDB, tetapi rasio utang terhadap PDB Indonesia hampir 40 persen. "Pemerintah harus sangat aware. Kenaikan utang pemerintah dari tahun ke tahun ini seharusnya menjadi hal yang perlu diwaspadai," tegas Esther.
Dari sisi efektivitasnya, penggunaan utang seharusnya didorong untuk membiayai kegiatan produktif seperti mengalokasikan ke sektor-sektor prioritas seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), program pemenuhan kebutuhan pangan yang berdaulat dan mendorong investasi ke sektor riil sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya