Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Ekonomi | Investasi di Parekraf Capai Rp5,31 Triliun

Pemerintah Promosikan Investasi Pariwisata

Foto : ISTIMEWA

Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahada­lia

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah makin gencar mempromosikan peluang investasi di sejumlah sektor potensial di Tanah Air, terutama pariwisata. Pemerintah terus meyakinkan investor untuk membenamkan modal mereka di sektor tersebut.

Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, optimistis investasi di sektor pariwisata di Indonesia memiliki prospek baik. Sebab, masih banyak potensi wisata yang belum dikembangkan secara maksimal.

"Saya tidak segan-segan meyakinkan kepada teman-teman bahwa Indonesia punya banyak wisata yang bisa kita tuju selain yang lima ini (Destinasi Pariwisata Super Prioritas/ DPSP), kita kembangkan lagi yang lain, di Papua, dan kita punya alam yang bagus," katanya dalam sambutannya secara daring di Investment Forum: 5 Super Priority Tourism Destinations yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (9/9).

Bahlil mengatakan sektor pariwisata berkontribusi tinggi terhadap penciptaan lapangan kerja di dalam negeri. Selain itu, sektor pariwisata juga mendorong pengembangan UMKM dan ekonomi daerah. Karena itu, pemerintah berkomitmen memacu pembangunan infrastruktur di destinasi pariwisata melalui investasi.

Selain memiliki potensi pariwisata, pemerintah Indonesia, lanjut Bahlil, juga terus berupaya melakukan pembenahan dari berbagai sisi untuk mendukung sektor tersebut. Dia menyebut struktur ekonomi Indonesia yang kuat pascapandemi Covid-19 saat ini telah menciptakan stabilitas politik dan keamanan. "Kalau bicara pariwisata, itu kita bicara tentang keamanan dan kenyamanan bagi para pengunjung," ujar Bahlil.

Senada, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/ BKPM, Nurul Ichwan, mengungkapkan daya tarik utama Indonesia bagi para investor di sektor mana pun adalah besarnya pasar domestik di Tanah Air. Nurul menjelaskan saat Covid-19 melanda pada 2020, kunjungan wisatawan mancanegara anjlok. Namun di Indonesia, pergerakan wisatawan domestik masih menggeliat.

Kementerian Investasi mencatat nilai proyek investasi eksisting di 5 DPSP mencapai 172,2 miliar rupiah atau sekitar 11,67 juta dollar AS. Nilai komitmen yang sedang berjalan sebesar 1,552 triliun rupiah atau setara 106,24 juta dollar AS). Sementara nilai minat investasi di 5 DPSP mencapai 1,186 triliun rupiah atau setara 81,19 juta dollar AS.

Pengembangan DPSP

Pada kesempatan sama, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mendorong masuknya investasi baik dalam maupun luar negeri untuk bisa mengoptimalkan pengembangan lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP). Kelima DPSP tersebut yaitu Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), dan Likupang (Sulawesi Utara).

Mengutip data, Luhut mengatakan realisasi investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) pada 2020 hingga triwulan I-2022 mencapai 5,31 triliun rupiah. Kendati capaian realisasi investasi tercatat baik, Luhut menekankan perlu ada perhatian khusus lantaran lama tinggal (length of stay) wisatawan yang masih rendah di Borobudur dan Danau Toba.

"Jika dilihat dari rata-rata length of stay wisatawan di DPSP Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang saat ini cukup baik yaitu sekitar 3-5 hari. Sementara untuk Borobudur Danau Toba hanya sekitar 1-2 hari," katanya.

Di sisi lain, saat ini rata-rata wisatawan asing menghabiskan sekitar 500-1.000 dollar AS per kunjungan ke Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur dan Likupang. "Sedangkan untuk di Danau Toba pengeluaran wisatawan masih terbilang minim," katanya.

Karena itu, Luhut meminta Menteri Investasi/Kepala BKPM untuk terus menjaga kepercayaan para investor, mengawal kemudahan berinvestasi dengan tetap memperhatikan lingkungan dan kearifan lokal, serta melakukan percepatan proses perizinan dan pemberian insentif investasi.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top