Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Lahan Pertanian I Untuk Program Serasi, Anggaran yang Disiapkan Sebesar Rp2,5 Triliun

Pemerintah Perluas Sawah Baru

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Selain mencetak lahan baru, Kementan juga mengatasi penyusutan luas lahan sawah dengan mengonversi rawa menjadi sawah.

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) tahun ini menargetkan pencetakan 10 ribu hektare (ha) sawah baru guna menambah luasan area tanam yang terus menyusut karena konversi lahan produktif. Dengan tambahan lahan baru itu, berarti 90 persen dari target cetak sawah baru tercapai.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Sarwo Edy, menyebutkan pemerintah menargetkan pencetakan seluas 240 ribu ha sawah baru sepanjang lima tahun hingga 2019. Sampai saat ini, lahan baru yang sudah tercetak seluas 220 ribu ha. Karena itu, pemerintah masih mengejar sisanya.

"Tahun ini, targetnya 10 ribu ha, sehingga secara total tahun ini mencapai 230 ribu ha. Tapi untuk tahap pertama sekitar 6.000 ha. Untuk mengerjakannya Kementan akan bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sudah ada nota kesepahaman atau memorandum of understanding-nya (MoU)," ungkapnya dalam diskusi soal Lahan Sawah, di Jakarta, Rabu (24/4).

Khusus untuk cetakan sawah tahap satu seluas 6.000 ha itu, rencananya dibangun di hampir semua provinsi. Namun, Kementan akan mencetak di daerah yang dianggap sesuai, yaitu berair serta tidak berbatu dan dekat dengan pemukiman sehingga mudah digarap oleh penduduk.

Sarwo Edy menambahkan pemerintah terus berupaya mengatasi penyusutan luasan sawah baku RI. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Oktober 2018, luasan sawah baku RI terus menyusut tinggal menjadi sekitar 7,1 juta ha. Jumlah itu berkurang dari 2013 lalu yang masih seluas 7,7juta ha lahan.

Selain mencetak sawah baru, Kementan juga mengatasi penyusutan luas lahan sawah dengan mengonversi lahan rawa menjadi sawah. Hal itu dilakukan melalui program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). Tahun ini, program Serasi difokuskan di tiga provinsi, meliputi Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan yang ditargetkan keseluruhan mencapai 400 ribu ha pada 2019.

Tahun lalu, Kementan menargetkan keseluruhan program Serasi menjangkau 500 ribu ha di seluruh Indonesia. "Target 400 ribu ha tahun ini setelah melalui proses validasi CPCL (Calon Petani Calon Lokasi). Saat ini yang baru terbangun 10.000 ha," ungkap Sarwo Edy.

Untuk implementasi program Serasi, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan menyiapkan anggaran sebesar 2,5 triliun rupiah. Nilai sebesar ini berasal dari perhitungan 4,3 juta per ha yang dipakai untuk perbaikan jaringan tersier.

Lebih Produktif

Program Serasi telah menunjukkan hasil baik di lapangan, antara lain produktivitas pertanian naik menjadi 6,5 ton gabah kering panen (GKP) per hektare di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dari sebelumnya berjumlah 3 ton GKP per ha. Untuk memperkuat program Serasi, Ditjen Tanaman Pangan juga menyediakan 1,2 triliun rupiah untuk kebutuhan sarana produksi pertanian dan pembinaan.

Sesditjen Tanaman Pangan Kementan, Bambang Pamuji, menjelaskan pihaknya menyediakan bantuan saprodi bagi petani peserta program Serasi. Bantuan ini berupa benih, herbisida, pupuk hayati, dan dolomit. "Bantuan benih dialokasikan 80 kilogram (kg) per ha, dolomit 1.000 kg per ha, herbisida 3 liter per ha, dan pupuk hayati 25 kg per ha," kata Bambang.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pertanian, Dedi Nursyamsi, optimistis bahwa program ini dapat berjalan baik dibandingkan program gambut sejuta hektare. "Lahan rawa ini aman dari aspek lingkungan dan bahaya kebakaran," pungkas Dedi. ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top