Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Ekonomi

Pemerintah Pacu Investasi di KEK Batam Aero Technic

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Pemerintah terus mengakselerasi investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam Aero Technic (BAT) guna mendorong bisnis aviasi berbasis MRO (Maintenance, Repair, & Overhaul) pesawat udara dan logistik.

Keterangan Kemenko Perekonomian yang diterima di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (5/11), menjelaskan sebagai upaya akselerasi Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto meninjau perkembangan kawasan itu yang menjadi showcase Indonesia siap menerima investasi industri semikonduktor, digital talent, dan berbagai usulan proyek, seperti yang dibahas dalam kunjungan kerja ke Washington DC, Amerika Serikat (AS), beberapa waktu lalu.

"Pertama kunjungannya ke KEK Batam. Tadi kita tinjau fasilitas yang ada. Ditambahkan, bahwa ke depan dibutuhkan kerja sama untuk engine maintenance. Saat ini kami sedang bicara dengan General Electric dan kami mengarahkannya ke BAT. Engine maintenance ini sangat diperlukan, apalagi Batam Aero Technic memiliki 600 engine. Jadi itu sudah captive market sendiri," kata Menko Airlangga.

Pada kunjungan tersebut Menko Airlangga ditemani oleh Duta Besar Kanada untuk Indonesia Nadia Burger dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y Kim.

Sebagai informasi KEK Batam beroperasi berdasarkan PP Nomor 67 Tahun 2021 yang berfokus pada kegiatan industri berbasis (MRO) pesawat udara serta logistik. Selain itu, KEK Batam terintegrasi dengan Bandara Hang Nadim, sehingga terhubung dengan berbagai fasilitas seperti runway pesawat, penyediaan bahan bakar pesawat, hingga air dan listrik yang mampu melancarkan aktivitas industri MRO.

Adapun dari 30 hektare lahan KEK Batam, saat ini sudah digunakan 60 persen dan dari komitmen investasi sebesar 7,29 triliun rupiah hingga 2023, sampai saat ini telah terealisasi sebesar 567 miliar rupiah dan telah menyerap 1.404 tenaga kerja dari target 9.976 tenaga kerja pada 2030.

Bidik Asia

Selanjutnya, KEK Batam dalam jangka menengah diharapkan mampu menangkap peluang dari pasar Asia Pasifik yang memiliki sekitar 12.000 unit pesawat dan nilai bisnis sebesar 100 miliar dollar AS pada 2025.

Lalu, pembangunan kawasan ini diperkirakan akan menghemat devisa 65-70 persen dari kebutuhan MRO, dari maskapai penerbangan nasional atau senilai 26 triliun rupiah per tahun.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top