Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilisasi Harga Beras I Di Jabar, Bulog Gelar OP dengan Mengerahkan Mobil Rumah Pangan Kita

Pemerintah Kembali Intervensi Pasar

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Penetrasi pasar dengan menggelontorkan beras dari stok Bulog akan dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan harga komoditas pangan utama tersebut.

Jakarta - Pemerintah akan kembali mengintervensi pasar untuk menurunkan harga beras yang saat ini masih bertengger di level tinggi. Invervensi melalui penggelontoran pasokan beras di pasar tersebut merupakan bagian dari kesepakatan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) mengendalikan inflasi volatile food sebesar 4-5 persen hingga akhir tahun ini.

Guna menjaga stabilisasi harga beras, pemerintah melalui kementerian perdagangan akan melakukan penetrasi pasar komoditas pangan tersebut. Penetrasi pasar dengan menggelontorkan beras dari stok Bulog tersebut akan dilakukan sesegera mungkin.

"Sekarang, kami sudah rakor dan memerintahkan kembali guyur pasar. Bukan operasi pasar, tetapi penetrasi pasar," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita usai Rakor di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Senin (27/8).

Enggartiasto mengatakan penetrasi pasar dilakukan guna menjaga stabilisasi harga beras sesuai HET beras medium, yakni 9.450 rupiah per kilogram (kg).

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), per Senin, 27 Agustus 2018, tercatat harga beras kualitas medium I mencapai 11.700 rupiah per kg dan beras kualitas medium II sebesar 11.600 rupiah per kg.

Dalam rakor yang melibatkan Kementerian Pertanian dan Perum Bulog itu, Kemendag pun memerintahkan Bulog menggelontorkan beras dari gudang. Untuk menjaga ketahanan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog, Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga telah memberikan izin impor beras kepada Perum Bulog sebanyak dua juta ton tahun ini.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Juli 2018, Bulog tercatat sudah merealisasikan impor beras sebanyak 1,18 juta ton. Impor beras yang dilakukan Bulog dilakukan secara bertahap, di antaranya sebanyak 500 ribu ton beras pada Februari 2018 dan 500 ribu ton pada Mei 2018. Sementara itu, sisa kuota impor 1 juta ton sebelum akhir September 2018.

Gelar OP

Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Pemprov Jawa Barat (Jabar) bersama Perum Bulog Divre Jabar mulai meluncurkan operasi pasar (OP) dengan menggunakan kendaraan Rumah Pangan Kita (RPK), Senin (27/8).

Kepala Perum Bulog Divre Jabar, Achmad Ma'mun, mengatakan kegiatan OP sebenarnya terus dilakukan setiap bulan, namun baru dilakukan serentak dengan menggunakan mobil RPK. Penggunaan mobil tersebut, menurutnya, agar lebih cepat dalam memasok sembako ke titik yang diminta oleh masyarakat.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Peternakan, Dewi Sartika, mengakui harga sejumlah kebutuhan pokok saat ini masih cukup tinggi, seperti beras premium dijual di atas ketetapan pemerintah sebesar 12.500 rupiah per kg. Bahkan beras medium dijual di atas HET 9.450 rupiah per kg.

"Harga jual beras medium sudah di atas 10.000 per kilogram, beras premium masih ada yang 13.500 rupiah per kg, tapi kita terus berupaya agar harga turun dan tidak mendorong inflasi di Jabar," tegasnya.

Sementara itu, analis BI pada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jabar, Ahmad Barkah, mengatakan produksi padi saat ini sudah semakin berkurang yang dikhawatirkan akan memicu inflasi di bulan-bulan terakhir pada tahun ini.

"inflasi kemungkinan terjadi, namun kami juga sudah mengantisipasinya dengan melakukan OP. BI juga sudah memiliki klaster-klaster pertanian," tuturnya.

tgh/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top