Pemerintah Genjot Produksi Porang Sampai 4 Kali Lipat dalam Setahun, Petani Siap Makin Kaya?
Umbi porang.
MAKASSAR - Benar-benar kabar yang membahagiakan petani porang. Ya, pemerintah saat ini sedang benar-benar menggenjot penambahan luasan lahan pertanian porang. Kenapa? Sebab pemerintah menargetkan luasan lahan dan ekspor chips porang dari Indonesia bisa naik 4 kali lipat dalam waktu setahun saja.
"Kita targetnya 2024 naik segitu tapi presiden malah maunya 2022, setahun saja berarti. Presiden intinya mau paling lambat 2023 target sudah tercapai," kataDirektur Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian, Amiruddin Pohan, pada acara Webinar yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Alumni Proteksi Tanaman (IKAPT) Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis (26/5).
Ekspor chips porang Indonesia pada saat ini mencapai 20. 476 ton. Nah, pemerintah ingin mengejar target 92.755 ton atau hampir 4 kali lipat dari ekspor saat ini.
Untuk mencapai target itu,dibutuhkan luasan lahan 100.000 hektar. Tahun ini, luas tanam porang di Indonesia baru di angka 47.641 hektar, naik signifikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 19.950 hektar. Jika tren peningkatan itu terus dipertahankan, maka bukan perkara target 100.000 hektare akan tercapai.
"Presiden sangat optimistis bisa dipercepat target tercapai," jelas Amirudin.
Saat ini ada beberapa provinsi yang menjadi sentra utama produksi porang. Terbesar ada di NTT, disusul Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, Sumatera Utara, Banten, serta Sulawesi Selatan.
Ke depan, pemerintah akan mengembangkan kawasan porang dimana setiap kawasan memiliki luas 1.000 hektar yang terdiri atas 10 klaster. Nantinya, kawasan-kawasan pengembangan porang ini akan tersebar di tiap daerah yang sampai sekarang masih dilakukan pendataan.
"Baik itu kesiapan petaninya, kesiapan lahannya, sarana prasarana penunjang, modal, dan seterusnya sampai ke ekspor," jelasnya.
Bukan hanya penyiapan lahan, menurutnya pemerintah juga akan membangun industri porang dari hulu sampai hilir. Untuk pembangunan industri ini, nantinya akan melibatkan lembaga lain. Untuk urusan budidaya, panen, dan pascapanen menjadi tanggung jawab Kementan, pengolahan tanggung jawab Kemenperin, serta pemasaran menjadi tanggung jawab Kemendag.
"Saya yakin dengan adanya elemen ini dari hulu sampai hilir ke depannya pasti bisa lebih terintegrasi lebih baik," kata Amiruddin Pohan.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya