Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemanfaatan Sektor ESDM

Pemerintah Fokus Kembangkan Mineral Strategis

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba, Irwandy Arif mengungkapkan pemerintah mempunyai perhatian khusus terhadap pengembangan mineral kritis dan strategis ke depan.

"Mineral kritis dan strategis nantinya akan diarahkan kepada tiga industri strategis," ujarnya pada acara Road to Economic Outlook 2024 di Jakarta, akhir pekan lalu.

Industri strategis yang pertama, ungkap Irwandy, adalah industri terkait kendaraan listrik atau industri baterai untuk mobil dan motor listrik. Di industri tersebut, ekosistemnya akan membutuhkan mineral strategis dan mineral kritis yang sangat banyak.

"Nanti akan ada pembahasan bagaimana produk tembaga dan emas yang akan dikembangkan setelah seleseainya smelter di gresik oleh Freeport dan di Nusa Tenggara Barat oleh Amman Mineral, yang akan merubah produk tembaga kita dari konsentrat tembaga ke katoda tembaga secara keseluruhan dan dari anodanya akan menghasilkan emas," jelasnya.

Hal tersebut, sambung Irwandy, juga akan menunjang industri strategis kedua, yaitu industri terkait energi solar atau energi matahari, baik baterai maupun panel surya. Kemudian Industri ini juga membutuhkan kuarsit atau pasir kuarsa yang kualitasnya ditingkatkan, sehingga bisa membentuk komponen-komponen atau ekosistem di dalam industri energi solar.

"Terakhir, industri strategis yang menjadi perhatian pemerintah dalam konsumsi mineral strategis dan kritis adalah untuk industri pertahanan dan kesehatan," jelasnya.

Kebijakan Pendukung

Lebih lanjut, guna mendukung industri strategis tersebut, Irwandy juga memaparkan kebijakan pertambangan terkait mineral kritis dan mineral strategis ke depan, di antaranya peningkatan eksplorasi sumber daya cadangan minerba termasuk potensi logam tanah jarang dan mineral kritis yang memiliki nilai ekonomi dan bermanfaat dalam kebutuhan teknologi di masa depan.

Kebijakan berikutnya adalah melakukan kemandirian dan pemenuhan bahan baku industri dari komoditas di dalam negeri serta mendorong peningkatan nilai tambah mineral atau hilirisasi.

"Serta dengan menaruh perhatian kepada mineral strategis pada mineral utama, ikutan, dan sisa hasil pengolahan dan/atau pemurnian dan juga mineral kritis," tandasnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top