Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengelolaan EBT

Pemerintah Dukung Pengembangan Energi Biogas

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). Kali ini dengan mengembangkan biogas komunal yang mengelolah kotoran manusia.

Akhir pekan kemarin, Menteri ESDM, Ignasius Jonan meresmikan instalasi biogas skala komunal di Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini di Desa Areng-areng, Kecamatan Wonorejo, Pasuruan, JawaTimur. Instalasi biogas komunal tersebut mengolah kotoran manusia untuk dijadikan biogas dengan desain kapasitas digester biogas sebesar 24 meter kubik yang mampu menghasilkan gas sebanyak 81 meter kubik per bulan atau setara dengan 12 tabung lequified petroleum gas (LPG) ukuran tiga kilogram (kg) per bulan.

"Selain memasak, biogas juga dapat digunakan untuk penerangan," ungkap Jonan melalui keterangannya akhir pekan lalu.

Pembangunan instalasi biogas komunal meliputi 50 unit WC, digester biogas berkapasitas 2x12 meter kubik tipe fixed dome beton, instalasi pengolahan air limbah (IPAL) berkapasitas 180 meter kubik (m3), dua unit lampubiogas dan empat unit kompor biogas.

Biaya pembangunan instalasi biogas komunal bersumber dari APBN 2017 dan mulai beroperasi sejak bulan Oktober tahun 2017. Ini merupakan bagian dari upaya Kementerian sektor energi tersebut untuk mengutamakan APBN bagi pembangunan yang berdampak langsung pada masyarakat.

Hemat Biaya

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi menyebutkan manfaat program biogas komunal ini antara lain menghemat biaya pengeluaran memasak, mengurangi kebergantungan pada energi fosil dan impor LPG, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.

Untuk tahap awal, pemanfaatan biogas komunal dapat mengurangi pemakaian LPG 3 kg per bulan sebanyak 3 tabung, hingga 12 tabung pada kondisi optimal sehingga mengemat pengeluaran bulanan sekitar 75-300 ribu rupiah per bulan.

Selain penambahan pembangunan WC, juga dibangun instalasi pengolahan air limbah yang dapat meningkatkan kualitas pengelolaan air limbah di lingkungan pesantren. Adanya penambahanan 50 WC mampu mengurangi waktu antri para santri sehingga santri bisa lebih tepat waktu datang ke ruang belajar. Untuk memasak juga lebih hemat karena penggunaan LPG dapat kami kurangi.

Selain itu, waktu antri memasak pun juga jadi lebih cepat karena ada penambahan jumlah kompor," ungkap Ketua Yayasan Ponpes Terpadu Al-Yasini, Zainudin.

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top