Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembatasan Impor

Pemerintah Dorong Industri Optimalkan Utilisasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu optimalisasi kapasitas produksi terpasang (utilisasi) di sektor industri untuk mengisi pasar domestik agar tidak tergerus produk impor. Selain itu, pemerintah juga mendorong hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri sehingga mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

Sekjen Kemenperin, Haris Munandar menyampaikan, upaya mendorong utilisasi dan hilirisasi itu penting apalagi pemerintah sedang mengkaji pembatasan impor terhadap beberapa komoditas. "Langkah substitusi impor ini tidak masalah dijalankan apabila bahan baku tersebut ada dan mampu mencukupi kebutuhan di dalam negeri,"ungkapnya di Jakarta, Selasa (28/8).

Haris menekankan pembatasan komoditas impor itu sebaiknya yang berorientasi kepada sektor hilir, bukannya di hulu, seperti bahan baku penolong dan barang modal. Pasalnya, bahan baku tersebut untuk memenuhi kebutuhan proses produksi industri guna meningkatakan nilai tambah di dalam negeri.

Lebih lanjut, Kemenperin masih menunggu daftar 900 komoditas yang akan dibatasi impornya dari Kementerian Keuangan. "Nanti jika sudah di-review (ditinjau) bersama, khususnya oleh kami, akan dilihat apakah sudah sesuai kebutuhan dan kondisi industri," terang Haris.

Dijelaskannya, jika aktivitas industri manufaktur berjalan baik, diyakini membawa efek berantai positif lebih luas lagi bagi perekonomian. Dampaknya antara lain penerimaan devisa dari eskpor sehingga mampu mengurangi defisit neraca perdagangan.

Selanjutnya, Kemenperin aktif mendorong masuknya investasi sektor industri yang dapat mensubstitusi produk impor. "Dengan adanya upaya tersebut, berarti ada optimisme bisa menaikkan kinerja dan daya saing industri nasional. Kami berharap industri subtitusi impor bisa berkembang signifikan," tegas Haris.

Pada semester I-2018, sektor industri berkontribusi signifikan pada pertumbuhan investasi. Jumlah penanaman modal dari kelompok manufaktur mencapai 122 triliun rupiah melalui 10.049 proyek atau menyumbang 33,6 persen dari total nilai investasi sebesar 361,6 triliun rupiah.

Dari sumbangsih senilai 122 triliun rupiah itu, penanaman modal dalam negeri mencapai 46,2 triliun rupiah. Sedangkan, penanaman modal asing (PMA) mampu menembus hingga 5,6 miliar dollar AS atau 75,8 triliun rupiah.

Iklim Kondusif

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan suntikan dana investor menjadi kekuatan bagi perekonomian nasional. Terlebih lagi, industri menjadi penggerak utama dari target pertumbuhan ekonomi nasional. "Investasi ini juga kami yakini dapat memperkuat struktur industri di Tanah Air dan bisa menjadi substitusi bahan baku impor," jelasnya.

Karena itu, pemerintah terus bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga memacu pertambahan penanaman modal di Indonesia, baik itu bentuk investasi baru maupun perluasan usaha atau ekspansi.

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top