![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Pemerhati: Kurikulum Pendidikan Harus Terus Bertransformasi dan Dinamis
Pemerhati pendidikan sekaligus Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Widya Mandala Surabaya, Anita Lie
Foto: ANTARA/Lintang Budiyanti PrameswariJAKARTA - Pemerhati Pendidikan sekaligus Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Widya Mandala Surabaya, Anita Lie, menyatakan kurikulum pendidikan di Indonesia harus terus bertransformasi, tetapi tetap berkesinambungan.
“Kalau kurikulum itu memang harus terus bertransformasi, karena zaman juga terus berubah dengan dinamis. Jadi kurikulum itu harus dinamis, tetapi yang penting tetap ada kesinambungan antara satu kurikulum dengan kurikulum lainnya,” kata dia ditemui usai menerima penghargaan Habibie Prize 2024 di Gedung BRIN, Jakarta, Senin (11/11).
Ia menegaskan konten kurikulum harus terus diperbarui agar dapat terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
“Kalau konten kan memang harus selalu diperbarui, karena ada kemajuan teknologi, ada inovasi,” ujar dia.
Anita juga mengemukakan pentingnya pemerataan mutu pendidikan agar Indonesia dapat bersaing menghadapi tantangan global.
“Tantangan yang utama sekarang adalah bagaimana mutu itu juga bisa ada pemerataan. Jadi, bukan hanya pemerataan akses, melainkan juga pendidikan yang bermutu untuk semua, untuk seluruh Indonesia,” tutur dia.
Anita mengapresiasi Angka Partisipasi Kasar (APK) atau perbandingan antara siswa pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah di Indonesia yang sudah hampir mencapai 100 persen. Selain itu, menurutnya, kebijakan wajib belajar 13 tahun juga menjadi angin segar bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
“Indonesia itu negara kepulauan, jadi untuk akses memang cenderung sulit, tetapi itu sedang dan sudah hampir berhasil. Karena kalau kita lihat, APK itu sudah 90 persen ke atas, utamanya di pendidikan dasar itu juga hampir 100 persen, dan nanti ke depan kan wajib belajar 13 tahun, jadi semakin meningkat ya kalau dulu enam tahun, sembilan tahun, 12 tahun, sekarang 13 tahun,” papar dia.
Sementara itu Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengatakan pihaknya akan menyiapkan mata pelajaran artificial intelligence (AI) dan coding guna mengimplementasikan program Kabinet Merah Putih terkait digitalisasi.
“Ini saya sekalian sampaikan bocoran resmi. Jadi kami sampaikan dalam rencana kami untuk pembaruan kurikulum yang akan datang itu akan menambahkan mata pelajaran AI dan coding sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah-sekolah yang sudah mampu melaksanakan,” kata Mu'ti di sela kegiatan Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah di Jakarta pada Senin.
Ia menerangkan kedua mata pelajaran tersebut akan menjadi pilihan di beberapa sekolah dengan mempertimbangkan kesiapan sarana dan prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dimiliki masing-masing sekolah. Ant/I-1
Berita Trending
- 1 Leyton Orient Berharap Kejutkan City
- 2 PPATK Koordinasi ke Aparat Penegak Hukum terkait Perputaran Uang Judi Online Rp28,48 Triliun Jadi Aset Kripto
- 3 Diduga Terlibat Pemerasan, AKBP Bintoro Dipecat dari Polri
- 4 Ini Lima Kunci Sukses Iklan Video di YouTube
- 5 Rencana Perpusnas Mengurangi Jam Operasional Batal
Berita Terkini
-
Pertamina Bawa UMKM Tempe Asal Sukabumi Mendunia
-
Ketua Dewan Pembina SOKSI, Bamsoet: Rapat Pleno Diperluas SOKSI Tetapkan Munas XII SOKSI Digelar 20 Mei 2025
-
Rayakan Perbedaan dan Keberagaman, Bintang Hadirkan Instalasi Imersif ‘Bintang Dunia Tanpa Syarat’
-
Patrick Kluivert Kasih Masukan untuk Jersey Terbaru Timnas Indonesia
-
110 Ribu Akun Berpartisipasi Pilih Desain Jersey Timnas