Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transformasi Pendidikan

Pembelajaran di Perguruan Tinggi Harus Diubah

Foto : Koran Jakarta/M.Ma'ruf

Abdul Haris.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Abdul Haris, menyatakan, konsep pembelajaran di perguruan tinggi harus diubah. Dalam proses transformasi pendidikan, perguruan tinggi sudah bukan lagi menjadi pusat transfer keilmuan (knowledge transfer), melainkan wahana menciptakan pengetahuan baru (knowledge creation).

"Proses pembelajaran mahasiswa sudah tidak lagi disuapi oleh dosen," ujar Haris, dalam Diskusi "Arah Pengembangan Pendidikan Tinggi untuk Lima Tahun ke Depan", di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Kamis (25/7).

Dia menyebut, dosen yang mengajar haruslah dosen yang berbasis riset. Menurutnya, dosen yang berbasis riset akan lebih banyak menimba masalah dan membawanya ke ruang kelas untuk didiskusikan bersama mahasiswa.

"Pada transformasi ini, kelas tidak lagi bersifat instruksional, tetapi lebih banyak mengedepankan diskusi," jelasnya.

Transformasi Pendidikan

Haris mengungkapkan, ada tiga masalah utama pendidikan tinggi di Indonesia. Tiga masalah tersebut meliputi ketimpangan akses, kesenjangan kualitas, dan kurangnya relevansi perguruan tinggi dengan kebutuhan industri.

Dia menambahkan, perguruan tinggi masih menyumbangkan angka pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2023 menyebutkan ada 11,8 persen atau 945.413 pengangguran berasal dari lulusan perguruan tinggi. "Ini menjadi tantangan kita untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi berkualitas," katanya.

Haris menekankan, kondisi tersebut harus menjadi tantangan bagi perguruan tinggi untuk mampu membaca kebutuhan industri. Perguruan tinggi perlu melakukan perbaikan untuk mewujudkan transformasi pendidikan tinggi.

"Ada beberapa strategi yang sudah dilakukan. Mulai dari implementasi program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, hingga transformasi sistem pendidikan dan tata kelola di perguruan tinggi," ucapnya.

Dia menuturkan, untuk mengatasi masalah seputar relevansi lulusan perguruan tinggi, maka produk utama dari perguruan tinggi adalah lulusan dan karya yang berbasiskan riset dan inovasi. Harapannya, dua hal tersebut dapat menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.

Haris juga menyoroti pentingnya transformasi digitalisasi pendidikan tinggi. Menurut Prof. Menurutnya, sistem pembelajaran di perguruan tinggi jangan sampai serupa dengan 10 tahun ke belakang. ruf/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top