Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 24 Jun 2022, 00:00 WIB

Pembangunan Terusan Panama yang Penuh Tantangan

Foto: AFP

Terusan Panama menjadi urat nadi bagi perdagangan global karena bisa menghubungkan pelayaran antara Samudra Pasifik ke Atlantik secara singkat. Pengerjaannya membutuhkan kemampuan teknik tinggi karena kapal harus naik melewati tangga air.

Terusan Panama atau dalam bahasa Spanyol bernama Canal de Panama, merupakan terusan buatan yang berada di Panama. Terusan sepanjang 82 kilometer itu memotong perjalanan dari Samudra Pasifik dan Atlantik tanpa harus melewati laut di ujung selatan Benua Amerika.
Terusan yang membelah tanah genting Panama pertama kali dicetuskan oleh Raja Charles V dari Spanyol pada 1524. Tujuannya mempermudah pelayaran terutama untuk pelayaran angkutan emas.
Namun walaupun sudah dilakukan survei pada 1529, keadaan politik dan teknologi di Eropa saat itu masih belum memungkinkan. Terusan ini sangat sulit merealisasikannya karena rute yang harus dilalui melintasi pegunungan dan medan hutan. Namun tekad untuk membuat terusan terlanjur kuat. Apalagi Prancis di bawah pimpinan Ferdinand de Lesseps sudah menyelesaikan pembangunan Terusan Suez pada 25 April 1859 yang selesai pada 17 November 1869.
Pembangunan dimulai 4 Mei 1904 di bawah Presiden Amerika Serikat (AS), Theodore Roosevelt. Setelah melalui pembangunan selama 14 tahun dan menghadapi berbagai kendala teknis termasuk bencana tanah longsor, penyakit malaria, dan demam kuning, hingga akhirnya baru selesai dan dibuka pada 15 Agustus 1914, ditandai dengan lewatnya kapal Ancon.
Pada awal pembangunan, kepala insinyur proyek Terusan Panama, John Wallace, langsung menemui masalah. Sebagian besar peralatan dari Prancis perlu diperbaiki, sementara penyebaran demam kuning dan malaria menakutkan para tenaga kerja. Di bawah tekanan untuk menjaga konstruksi tetap berjalan, Wallace malah mengundurkan diri setelah satu tahun.
Seorang spesialis kereta api bernama John Stevens mengambil alih tugas Wallace pada Juli 1905 dan segera menangani masalah tenaga kerja dengan merekrut pekerja India barat. Stevens memesan alat berat baru dan merancang metode yang efisien untuk mempercepat pekerjaan dan membangun rancangan kanal kunci yang cocok bagi proyek terusan ini. Meskipun konstruksi berjalan sesuai rencana ketika Presiden Roosevelt mengunjungi daerah tersebut pada November 1906, proyek tersebut mengalami kemunduran ketika Stevens tiba-tiba mengundurkan diri beberapa bulan kemudian.
Karena berang, Presiden Roosevelt lalu menunjuk insinyur dari korps Angkatan Darat, Letnan Kolonel George Washington Goethals sebagai kepala insinyur baru, memberinya wewenang atas hampir semua masalah administrasi di zona bangunan. Goethals membuktikan seorang komandan yang tidak main-main dengan menghentikan pemogokan kerja setelah mengambil alih kepemimpinan dalam proyek terusan ini.
Goethals memfokuskan upaya pada Culebra Cut, pembukaan pegunungan antara Gamboa dan Pedro Miguel. Penggalian sepanjang hampir 9 mil menjadi operasi sepanjang waktu, dengan hingga 6.000 orang berkontribusi pada satu waktu.
Konstruksi kunci dimulai dengan penuangan beton di GatĂșn pada Agustus 1909. Dibangun berpasangan, dengan masing-masing ruang berukuran lebar 110 kaki dengan panjang 1.000 kaki, kunci disematkan dengan gorong-gorong yang memanfaatkan gravitasi untuk menaikkan dan menurunkan permukaan air.
Pada akhirnya, tiga kunci di sepanjang rute kanal mengangkat kapal 85 kaki di atas permukaan laut, ke danau buatan manusia di tengahnya. Gerbang kunci berongga dan apung juga dibangun, dengan ketinggian bervariasi dari 47 hingga 82 kaki. Seluruh perusahaan ditenagai oleh listrik dan dijalankan melalui papan kendali.
Proyek besar ini mulai berakhir pada 1913, ditandai dengan pertemuan dua alat berat yang bekerja dari arah yang berlawanan dan bertemu di pusat Culebra Cut pada Mei. Akhirnya Terusan Panama secara resmi dibuka pada 15 Agustus 1914 setelah melalui pembangunan selama 14 tahun, ditandai dengan lewatnya kapal Ancon, meskipun upacara peresmian tidak dilakukan karena pecahnya Perang Dunia I.
Proyek tersebut menelan biaya lebih dari 350 juta dollar AS dan Terusan Panama adalah proyek konstruksi paling mahal dalam sejarah AS sampai saat itu. Secara keseluruhan, sekitar 3,4 juta meter kubik beton digunakan untuk membangun kunci, dan hampir 240 juta meter kubik batu dan tanah digali selama fase konstruksi oleh AS.
Selain mahal, pembangunan Terusan Panama juga menelan banyak korban jiwa. Dari 56.000 orang yang dipekerjakan antara 1904 dan 1913, sekitar 5.600 orang dilaporkan tewas.
Terusan itu selanjutnya dikontrol oleh AS sebagai imbalan atas bantuan bagi memperjuangkan kemerdekaan Panama dari Kolombia. Pada 6 November 1903, AS mengakui eksistensi Republik Panama, dan pada 18 November, Perjanjian Hay-Bunau-Varilla ditandatangani yang isinya pemerintahan baru Panama memberi AS kepemilikan eksklusif dan permanen atas zona Terusan Panama.
Sebagai gantinya, Panama menerima 10 juta dollar AS dan anuitas (pembayaran tetap yang dilakukan secara berkala pada jangka waktu tertentu) sebesar 250.000 dollar AS mulai sembilan tahun kemudian. Perjanjian itu, yang dinegosiasikan oleh Menteri Luar Negeri AS John Hay dan insinyur Prancis Philippe-Jean Bunau-Varilla, dikutuk oleh banyak warga Panama sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan nasional negara mereka.
Atas desakan dari Presiden Roosevelt, Komisi Kanal Isthmian AS lalu membeli aset Prancis di zona kanal seharga 40 juta dollar AS pada 1902. Terusan Panama selanjutnya dikelola oleh AS, hingga Presiden AS, Jimmy Carter, pada 7 September 1977 menandatangani Traktat Torrijos-Carter yang isinya berupa penyerahan pengelolaan kepada Panama pada 31 Desember 1999.
Pada 2010 sebanyak satu juta kapal telah melewati Terusan Panama setelah 96 tahun beroperasi. Terusan Panama disebut terbukti merupakan komponen penting untuk memperluas rute perdagangan global di abad ke-20.

Tangga Air
Setiap kapal yang melalui Terusan Panama bisa memangkas waktu perjalanan secara signifikan. Untuk melewati bagian Benua Amerika dengan lebar 82 kilometer pada titik itu, hanya hanya membutuhkan waktu antara 8-12 jam saja.
Namun rute Terusan Panama tidak seperti Terusan Suez yang datar. Terusan ini harus membelah deretan dari pegunungan, dan melewati bendungan Lago GatĂșn yang berada pada ketinggian 26 Mdpl. Oleh karenanya struktur rutenya berupa bendungan kecil atau lock (kunci) untuk menciptakan tangga air. hay/I-1

Terusan Kra Bisa Menghemat Waktu

Rampungnya Terusan Suez pada 17 November 1869, telah menjadi inspirasi bagi pembangunan Terusan Panama. Jalur pelayaran ini yang membentang dari utara-selatan melintasi Tanah Genting Suez di Mesir untuk menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah.
Terusan ini membelah Benua Afrika dari Asia, dan menyediakan rute maritim terpendek antara Eropa dan daratan yang terletak di sekitar Samudra Hindia dan Pasifik barat.
Saat ini Terusan Suez adalah salah satu jalur pelayaran yang paling banyak digunakan di dunia. Terusan ini memanjang 193 kilometer antara Port Said di utara dan Suez di selatan, dengan saluran pendekatan yang dikeruk di utara Port Said, ke Mediterania, dan selatan Suez.
Uniknya kanal ini tidak mengambil rute terpendek melintasi tanah genting sepanjang 121 kilometer. Tujuan melewati rute yang agak jauh untuk memanfaatkan beberapa danau dari utara ke selatan, seperti Danau Manzala, Danau Timsah, dan Danau Pahit-Danau Pahit Besar dan Danau Sedikit Pahit.
Terusan Suez adalah sebuah jalur air terbuka, tanpa kunci, dan memiliki delapan tikungan utama. Di sebelah barat kanal adalah delta dataran rendah Sungai Nil, dan di sebelah timur adalah Semenanjung Sinai yang lebih tinggi, terjal, dan gersang.
Sebelum pembangunan kanal, satu-satunya pemukiman penting adalah Suez, yang pada 1859 berpenduduk 3.000 hingga 4.000 jiwa. Kota-kota lain di sepanjang tepiannya telah berkembang sejak itu, dengan kemungkinan pengecualian Al-Qan?arah.
Dalam era Perang Dunia I, Terusan Suez yang saat itu berada di bawah kekuasan Inggris, diserang oleh pasukan Jerman dan Turki Ottoman. Posisi Suez yang sangat strategis, yaitu menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah, menjadikan terusan ini objek rebutan antara pasukan Sekutu dan pasukan musuh.
Saat Mesir dipimpin Presiden Gamal Abdul Nasir, Terusan Suez pada 26 Juli 1956 dinasionalisasi pihak Mesir. Hal ini memicu terjadinya krisis Suez karena Prancis sebagai pembangunan, tidak terima Suez dikuasai Mesir.
Peran Terusan Suez sangat penting bagi dunia pelayaran dan Mesir sendiri. Terusan ini mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayaran Internasional dengan rata-rata 50 kapal melintas setiap hari di Terusan Suez. Memotong jarak Asia ke Eropa dan sebaliknya sehingga kapal tidak perlu melewati Tanjung Harapan di Afrika selatan.
Terusan Suez berkontribusi bagi sektor perdagangan internasional. Barang dagangan senilai 3 miliar dollar AS melintasi Terusan Suez setiap harinya. Bagi Mesir sebagai pemiliknya, terusan ini menjadikan negara yang memiliki kedudukan geopolitik kuat di mata Internasional.
Negara itu memperoleh pendapatan negara yang cukup besar dari operasional Terusan Suez. Pada 2020 pendapatan Mesir yang didapat dari manfaat Terusan Suez adalah sekitar 5,6 miliar dollar AS. hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.