Pemanfaatan Hasil UN Harus Dioptimalkan

JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, optimistis pelaksanaan Ujian Nasional (UN) jenjang SMA dan SMK yang 90 persennya berbasis komputer dapat meningkatkan standar dan kredibilitas hasil ujian tersebut. Lembaga lain atau perguruan tinggi diharapkan dapat pemanfaatan hasil UN tersebut.

Muhadjir mengatakan, dengan semakin masifnya penyelenggaraan UNBK di jenjang SMK dan SMA 2018 ini akan mampu menutup peluang terjadinya kecurangan dan pelanggaran dalam pelaksanaan UN. Setiap siswa, kata Muhadjir, hanya menghadap satu soal yang beda dengan yang lain sehingga tidak mungkin saling mencontek dan bocor.

"Andai bocor, paling itu hanya satu itu, hanya satu saja, dan itu sangat luar biasa kalau itu bisa terjadi karena soal baru bisa dibuka beberapa menit sebelum UN dimulai, dan hanya bisa dibuka oleh siswa yang ada di depan komputer itu," papar Muhadjir, di Jakarta, Senin (2/4).

Dengan semakin kecil peluang terjadinya kecurangan, Muhadjir optimistis kredibilitas hasil UN akan otomatis terdongkrak. "Harapan saya kualitas akan lebih baik, tidak relevan lagi menguji kejujuran siswa, karena tidak ada lagi peluang curang, atau kecil sekali untuk pelanggara," tegas Muhadjir.

Lebih jauh lagi, Muhadjir berharap, meningkatnya kredibilitas UN diikuti dengan meningkatnya kepercayaan lembaga dan institusi terhadap pemanfaatan nilai UN. Sehingga pemanfatan UN tidak lagi hanya sebatas untuk standarisasi dan pemetaan pendidikan nasional saja. Melainkan dapat digunakan untuk fungsi lain, seperti salah satu syarat dan pertimbangan masuk ke perguruan tinggi.
Halaman Selanjutnya....