Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemanasan Global Ancam Wilayah Asia

Foto : AFP/LOIC VENANCE
A   A   A   Pengaturan Font

Selain itu, kelelahan akibat panas mempengaruhi suasana hati, perilaku, dan kesehatan mental. Cuaca yang lebih panas membuat orang lebih kejam, di seluruh tingkat pendapatan. Gelombang panas juga menurunkan nilai ujian anak-anak dan menyusutkan produktivitas.

Manusia, bersama dengan tanaman dan ternak mereka, berevolusi selama 10.000 tahun terakhir di ceruk iklim yang agak sempit, berpusat pada suhu rata-rata tahunan sekitar 55 derajat Fahrenheit atau hampir 12,8 derajat Celsius. Tubuh kita siap beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi, tetapi ada batasan seberapa banyak panas dan kelembaban yang bisa kita toleransi.

Bahkan orang-orang yang paling cocok dan terbiasa dengan panas akan mati setelah beberapa jam terpapar suhu "bola basah" 95 derajat. Suhu bola basah adalah ukuran gabungan suhu dan kelembaban yang mempertimbangkan efek dingin dari penguapan.

Pada titik 95 derajat ini, udara sangat panas dan lembab sehingga tidak bisa lagi menyerap keringat manusia. Berada di luar ruangan dan berjalan dalam jarak jauh dalam kondisi seperti ini bisa berakibat fatal.

Model iklim memprediksi bahwa suhu bola basah di Asia Selatan dan sebagian Timur Tengah akan, dalam kira-kira 50 tahun, secara teratur melebihi patokan kritis tersebut. Pada saat itu, menurut sebuah studi yang mengejutkan pada 2020 yang dilaporkan pada Proceedings of the National Academy of Sciences, sepertiga dari populasi dunia, yakni di Afrika, Asia, Amerika Selatan, dan Australia, akan tinggal di tempat-tempat yang terasa seperti Sahara saat ini.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top