Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Peluncuran Perdana Satelit Mikro Bangkitkan Asa Myanmar

Foto : AFP/Ye Aung THU

Diskusi Soal Satelit - Sejumlah ilmuwan Myanmar sedang berdiskusi di Myanmar Aerospace Engineering University di Meiktila, pada pertengahan Juni lalu. Mereka amat antusias membahas rencana peluncuran satelit yang akan memasukkan Myanmar sebagai negara pemilik satelit sendiri di kawasan Asia.

A   A   A   Pengaturan Font

Salah satu negara anggota Asean yaitu Myanmar akan meluncurkan satelit mikro pertamanya. Dengan rencana itu, maka Myanmar akan bergabung dengan sejumlah negara Asean lain yaitu Filipina, Vietnam dan Indonesia, yang memiliki satelit sendiri.

Myanmar meluncurkan satelit pertamanya untuk tujuan melindungi jutaan warganya dari bencana alam. Satelit ini akan melacak pergerakan topan, aktivitas seismik dan arus air, serta menyediakan data bagi pemanfaatan lahan, pemantauan panen serta penyebaran wabah.

Peluncuran satelit ini merupakan sebuah prestasi luar biasa bagi Myanmar yang masih merupakan negara dengan perekonomian terbatas di kawasan Asia. "Manfaat dari pemantauan lingkungan dari luar angkasa sepadan dengan jutaan dollar yang telah dikeluarkan Myanmar," ucap Kyi Thwin, rektor di Myanmar Aerospace Engineering University, di Kota Meiktila. "Mungkin akan lebih murah jika kita membuat satelit sendiri," imbuh dia saat ditemui pada Jumat (24/7) seraya menerangkan bahwa teknologi akan membantu perekonomian Myanmar melompat lebih jauh lagi.

Impian untuk mengarungi luar angkasa memang masih jauh untuk digapai Myanmar, namun ditengah keterbatasan anggaran justru momentum peluncuran satelit ini telah membangkitkan semangat dan kolaborasi untuk bisa meniru apa yang telah dilakukan Amerika Serikat, Russia dan Tiongkok, para negara raksasa yang saat ini bertarung dalam supremasi di luar angkasa.

Menurut Yukihiro Takahashi dari Hokkaido University, salah satu mitra dari Jepang yang mengetuai proyek ini menunjuk Nigeria sebagai negara yang memiliki teknologi satelit dengan harga murah untuk membuatkan satelit bagi Myanmar. "Satelit yang tadinya amat besar, berat dan mahal, kini jadi ringkas, ringan dan terjangkau harganya," kata Takahashi.

Target Peluncuran

Myanmar menargetkan ingin meluncurkan sekitar 5 unit satelit mikro per tahunnya yang masing-masing satelit berbobot dibawah 100 kilogram dengan masa operasional selama 5 tahun. Untuk satelit yang ingin diluncurkan, Myanmar mengeluarkan anggaran sebesar 16 juta dollar AS dimana angka itu amat kecil dibandingkan harga satelit konvensional yang bernilai lebih dari 100 juta dollar AS.

Peluncuran satelit mungkin akan dilakukan di luar negeri dan Myanmar akan segera membangun pusat pengendalian satelit sendiri dengan bermitra bersama Jepang.

"Myanmar akan jadi pemain dalam urusan satelit," ucap Takahashi. "Malaysia, Thailand, Bangladesh dan Mongolia, akan segera menyusul dalam peluncuran satelit," imbuh dia.

Satelit yang akan dimiliki Myanmar akan diperlengkapi kamera terbaik yang bisa memantau Bumi dari luar angkasa dengan kapabilitas gambar yang bisa membuat model topan dan area terdampak bencana secara 3 dimensi.

Satelit Myanmar juga akan memonitor perubahan fungsi lahan, pergerakan urbanisasi, penggundulan hutan serta penambangan liar. "Fungsi-fungsi ini akan setimpal baik dari sudut pandang politik, ekonomi, dan sosial di Myanmar agar negeri ini bisa mengantisipasi risiko-risiko yang mereka hadapi," komentar Sinead O'Sullivan, mitra peneliti di Massachusetts Institute of Technology.

Terkait rencana peluncuran satelit ini, gelombang pertama dari 7 insinyur kedirgantaraan Myanmar siap pergi ke Jepang untuk persiapan. Rencana pemberangkatan mereka tertunda karena adanya penutupan perbatasan karena sedang berjangkitnya pandemi virus korona.

Jika tak ada aral melintang lagi, maka peluncuran satelit milik Myanmar bisa dilakukan pada awal 2021.

Salah seorang insinyur kedirgantaraan Myanmar bernama Thu Thu Aung, 40 tahun, menyatakan ia amat bersemangat karena disertakan dalam proyek ini. Ia mengaku memiliki obsesi untuk mengarungi luar angkasa setelah menyaksikan film soal pilot ketika masih gadis. "Kami memiliki impian bisa mengirimkan satelit dari Myanmar tepatnya dari kampus kami," pungkas dia. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top