Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Presidensi G20 | Potensi Ekonomi G20 Sekitar 85 Persen dari PDB Dunia

Peluang Perbesar Investasi Terbuka

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah harus bisa memanfaatkan peran Indonesia di kancah internasional dengan menjadi Presidensi G20 pada 2022. Pasalnya, Presidensi G20 tersebut dapat memberikan manfaat ekonomi dalam jangka panjang, khususnya investasi.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan pengakuan dunia internasional terhadap kapabilitas Indonesia akan meningkat dengan menjadi Presidensi G20 pada 2022. Dengan Presidensi G20 pada 2022, Indonesia akan dipandang sebagai negara dengan perekonomian yang stabil dan mampu mengatasi penyebaran Covid-19.

"Hanya saja, perhelatan G20 tidak akan berdampak signifikan terhadap sektor pariwisata nasional. Sebab, perwakilan dari negara-negara anggota G20 kemungkinan tidak semua hadir langsung ke Indonesia karena masih mengkhawatirkan penyebaran Covid-19," ujar Tauhid di Jakarta, Selasa (21/9).

Namun, lanjutnya, Indonesia mendapat keuntungan dari menjadi Presidensi G20 2022 yakni bisa mendapatkan investasi asing langsung (FDI). Hanya saja, lanjut dia, potensi masuknya investasi tersebut akan lebih besar apabila perwakilan negara anggota G20 bisa datang dan melihat Indonesia secara langsung.

Hal ini pun akan bergantung pada kondisi penyebaran Covid-19 saat Forum G20 dilaksanakan di Indonesia pada 2022. Di samping itu, kata dia, Indonesia berpotensi mendapatkan keuntungan lain apabila negara-negara anggota G20 memberikan bantuan keuangan secara langsung.

Kemudian, lanjutnya, Indonesia juga bisa mendapatkan keuntungan apabila komitmen yang disepakati oleh negara-negara G20 menguntungkan Indonesia. "Dari komitmen-komitmen itu apakah menguntungkan kita. Kalau hasil-hasil agenda yang disepakati bukan agenda Indonesia ya kita rugi," imbuhnya.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menerima tongkat estafet Presidensi G20 dari Perdana Menteri Italia saat penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia, akhir Oktober 2021. Setelah itu, Indonesia akan resmi menjadi Presidensi G20 mulai 1 Desember 2021 hingga November 2022 dengan tema Recover Together, Recover Stronger atau Pulih Bersama dan Pulih Lebih Kuat.

Presidensi G20 selama 2021- 2022 ini merupakan kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah G20, sejak perkumpulan yang berkontribusi pada 85 persen produk domestik bruto (PDB) dunia itu didirikan pada 1999.

Manfaat Ekonomi

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Kamdani mengatakan Presidensi G20 2022 bisa memberikan manfaat ekonomi yang panjang bagi Indonesia. "Saya rasa kalau kita bisa proaktif dan sistematis memanfaatkan momentum ini, presidensi Indonesia di G20 bisa memberikan manfaat ekonomi yang lebih lasting karena promosi, showcasing, dan branding Indonesia yang kita lakukan sepanjang presidensi ini," kata Shinta di Jakarta, Selasa (21/9).

Dia mengatakan sepanjang Presidensi G20 2022, Kadin akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menyelenggarakan pertemuan-pertemuan di samping agenda utama. Dia berharap pertemuan G20 dapat diselenggarakan secara offline atau langsung agar dapat mengungkit perekonomian di mana pertemuan dilakukan.

Shinta juga berharap negara-negara G20 fokus membahas percepatan pemulihan ekonomi global dari dampak Covid- 19 yang akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Di sisi lain, ia juga berharap agar Presidensi G20 juga mengedepankan agenda pertumbuhan ekonomi yang inklusif khususnya terhadap kepentingan negara berkembang dan pelaku usaha Indonesia termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top