Peluang Melemah Terbuka

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah awal pekan ini, berbalik arah dari penutupan pada akhir pekan lalu. Fokus pelaku pasar tertuju kepada data ekonomi di Amerika Serikat (AS) terutama data perumahan yang menjadi salah satu indikasi inflasi di negara tersebut.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan rupiah berpotensi melemah terbatas jika rilis data suplai perumahan AS cenderung turun. Pasalnya, penurunan tersebut berpotensi mendorong kenaikan ekspektasi inflasi sehingga akan mendorong kenaikan bunga acauan oleh bank sentral setempat (The Fed).

Josua memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank awal pekan ini bergerak di kisaran 14.900-15.025 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nlai tukar rupiah terhadap dollar AS, Jumat (14/7), ditutup menguat 0,05 persen atau 7 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.958 rupiah per dollar AS.

Analis pasar mata uang Lukman Leong menyatakan penguatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dipengaruhi data inflasi produsen AS yang lemah. "Namun, data penjualan ritel Indonesia yang turun 4,5 persen membatasi penguatan," ujar dia di Jakarta.
Halaman Selanjutnya....