Peluang Koreksi Lanjutan Terbuka
JAKARTA - Nilai tukar dollar AS melonjak pada akhir perdagangan Jumat (6/8) waktu New York, Amerika Serikat (AS) atau Sabtu (7/8) WIB setelah pelaku pasar menganalisis pengumuman data pembayaran gaji di negara tersebut pada Juli lalu. Kondisi tersebut berpotensi membatasi pergerakan rupiah ke zona positif pada awal pekan ini.
Indeks dollar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,58 persen menjadi 92,7918. Kenaikan itu terjadi beberapa saat setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 5,4 persen.
Hal itu didukung penambahan lapangan kerja sebanyak 943.000 pekerjaan pada Juli lalu meskipun terjadi lonjakan kasus varian Delta Covid-19. Angka tersebut melampaui ekspektasi pasar sebesar 845.000 pekerjaan baru.
Sementara itu, kurs rupiah terhadap dollar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (6/8) sore, ditutup terkoreksi 10 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.353 rupiah per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan isu tapering oleh bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) masih menjadi ganjalan utama untuk penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. "Sebagaimana pengalaman beberapa tahun lalu, tapering mendorong penguatan dollar AS dan menekan rupiah cukup dalam," ujar Ariston.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya