Rabu, 12 Mar 2025, 13:37 WIB

Peluang Hijau! Indonesia Bisa Jadi Pusat Penyimpanan Karbon Global

Wakil Menteri PPN/ Wakil Kepala Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard (tengah) bertemu perwakilan EU-ASEAN Sustainable Connectivity Package Investment Facility di Jakarta, Senin (10/3/2025).

Foto: ANTARA/HO-Bappenas

JAKARTA – Jasa penyimpanan karbon adalah layanan yang bertujuan untuk menangkap, menyimpan, dan mengelola karbon dioksida (CO?) guna mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.

Di Indonesia, peluang jasa penyimpanan karbon semakin berkembang, terutama dengan potensi besar pada hutan tropis dan proyek penyimpanan bawah tanah seperti di sumur minyak dan gas yang sudah tidak aktif.

Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard menyatakan, Indonesia memiliki peluang memasarkan jasa penyimpanan karbon.

“Indonesia memiliki peluang dalam hal kapasitas penyimpanan karbon dengan biaya yang kompetitif, sehingga berpeluang besar memasarkan jasa penyimpanan karbon ke luar negeri dan menjadikannya sebagai sektor strategis,” katanya saat bertemu dengan perwakilan EU-ASEAN Sustainable Connectivity Package Investment Facility (EU SCOPE IF), dikutip dari keterangan resmi, Jakarta, Rabu (12/3).

Demi mencapai ini, maka diperlukan pembangunan ekosistem kuat, termasuk regulasi yang menarik bagi swasta agar mau berinvestasi dalam teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dalam rangka mempercepat transisi energi dan mendukung target Net Zero Emission (NZE).

Kerja sama dengan Uni Eropa (UE) disebut dapat memperkuat regulasi nasional agar lebih menarik bagi swasta untuk berinvestasi dalam CCS.

Selama 20 tahun ke depan, Indonesia berkomitmen menerapkan pembangunan rendah karbon. Salah satu komponen utama dalam upaya pengurangan emisi adalah percepatan transisi energi.

Menurut Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam (SDM), dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Leonardo A. A. Teguh Sambodo, kemajuan teknologi memungkinkan pemanfaatan karbon dari sektor minyak dan gas yang sebelumnya terakumulasi.

“Untuk Net Zero Emission, dalam lima tahun pertama, implementasi CCS atau CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage) serta pembatasan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi agenda utama,” ujar Leonardo???????.

Perwakilan EU SCOPE IF Pedro Pimentel menegaskan bahwa UE siap mendukung Indonesia untuk memperoleh data dan pengalaman terbaik terkait implementasi CCS. UE dinyatakan telah mendukung berbagai proyek inovatif di sektor ini dan memiliki referensi nyata sebagai acuan bagi Indonesia.

“UE juga menawarkan capacity building, kunjungan lapangan, serta pengembangan model kerja sama lintas negara untuk memastikan keberlanjutan dan kelayakan investasi CCS,” ungkap Pedro.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: