Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Digitalisasi Kuliner

Peluang Bisnis yang Minim Kompetisi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Digitalisasi bidang kuliner, merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Sayangnya, di Indonesia masih minim platform yang fokus memfasilitasinya.

Dewasa ini, tingginya penetrasi Internet dan pengguna ponsel pintar di Indonesia telah membuka pintu gerbang bisnis secara daring. Salah satu yang potensial ialah bisnis makanan, meskipun di ranah digital hingga saat ini belum ada wadah kuliner online, yang memfasilitasi sekaligus mengelolanya dengan baik. Mengingat, beberapa kuliner khas Indonesia saat ini sudah banyak dikenal dunia. Hal tersebut tentu dapat menjadi peluang bisnis besar, karena kuliner selain menjadi gaya hidup, pada dasarnya juga merupakan kebutuhan mendasar manusia.

Salah satu yang menangkap peluang ini ialah marketplace Wakuliner. Founder sekaligus CEO Wakuliner, Anthony Gunawan menceritakan kepada Koran Jakarta usaha rintisannya itu, tidak berbeda dengan e-commerce lain yang menampilkan toko-toko online di dalamnya. Hanya saja yang tersaji dalam platform gubahannya ini khusus menjual makanan saja.

"Konsep marketplace kuliner ini merupakan ide dan inovasi kami sendiri. Kebetulan pertama di Indonesia," kata Anthony di sela peluncuran Wakuliner di Jakarta baru-baru ini.

Berdasarkan riset Online Shopping Outlook 2015 yang dikeluarkan BMI research mengungkapkan, nilai belanja online pada 2014 mencapai 21 triliun rupiah. Dan dipastikan jumlah tersebut akan terus tumbuh, mengingat belanja online mulai menjadi tabiat bagi warga di kota-kota besar. Mereka tak mau repot untuk mengarungi kemacetan jalan hanya untuk berbelanja atau sekadar membeli makanan. Hal ini menjadi salah satu pemicu nilai transaksi e-commerce di Indonesia terus tumbuh dan menggeser nilai transaksi konvensional.

Ditambah lagi, jumlah dari tahun ke tahun pengguna internet di Indonesia terus tumbuh. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sampai Januari 2016, pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta. Di mana 48 persen merupakan pengguna internet harian, dan didominasi kaum muda.

Potensi besar lainnya, digitalisasi kuliner sudah diterima masyarakat seutuhnya, berbagai layanan berbasis daring pun seperti Go-jek dan Grab Bike yang sama-sama telah meluncurkan fitur pesan makanan. Kemudian ada juga aplikasi pemberi informasi restoran, tempat kuliner dan pemesanan makanan berbasis online seperti Klik-Eat, Kulineran, Kulina dan lain sebagainya, sudah menjadi andalan masyarakat saat lapar melanda.

Kendati demikian, Anthony menyebut sampai saat ini belum ada marketplace yang khusus berjualan kuliner. Melalui Wakuliner, yang merupakan singkatan dari Wadah Kuliner. Aplikasi ini menyediakan beragam jenis kuliner yang dapat diakses melalui smartphone berbasis Android maupun iOS.

"Anda tinggal pilih menu makanan dari berbagai tempat makan yang Anda mau, makanan langsung diantar. Call center kami juga akan aktif menghubungi pelanggan jika menu habis atau ada masalah pada pesanan. Sehingga diharapkan pelanggan tidak menunggu lama," kata Anthony.

Sekadar informasi, Wakuliner ini sudah berdiri sejak Januari 2016. Jumlah pengguna aktif menurut data terakhir, ada sekitar 7.000 pengguna, sementara jumlah merchant mencapai 3.600 di 60 kota besar di Indonesia di antaranya Jabodetabek, Bali, Bandung, Solo, Surabaya, Palembang hingga Makassar

Hingga akhir tahun, jumlah merchant ditargetkan Anthony mencapai 10.000 dengan jumlah pengguna aktif mencapai 50.000 pengguna. "Kami optimistis bisa memenuhi target ini. Pembayaran yang dilakukan pengguna juga bisa melalui COD, transfer dan kartu kredit. Bahkan saat ini kami juga sudah menyediakan payment gateway untuk memudahkan sistem pembayaran," tuturnya. ima/R-1

Anthony Gunawan (dua dari kiri), founder sekaligus CEO Wakuliner, seusai peluncuran aplikasi market place Wakuliner di Jakarta. Wakuliner diluncurkan untuk mewadahi UKM bidang kuliner agar lebih leluasa mengembangkan usaha dan menggaet pasar konsumen.

Menjadi Wirausaha Kuliner

Wakuliner, mengadopsi model C2C (customer to customer), sehingga masyarakat umum dapat membuat toko online dan berjualan sendiri tanpa persyaratan yang njelimet. Bagi Anda yang tertarik, persyaratan yang harus dimiliki yakni logo tokonya, memiliki rekening bank, serta ada foto menu.

Selain itu, juga diutamakan memiliki kurir. Jika belum, bisa menggunakan pihak ketiga, dengan estimasi biaya kirim dicantumkan dan menjadi tanggungan pembeli.

"Jadi kami berharap Wakuliner ini dapat mempermudah UMKM memasarkan produknya ke seluruh Indonesia," jelas Anthony.

Dan yang menarik, tak ubahnya toko fisik. Semua ketentuan yang ada di warung kuliner online Wakuliner berdasarkan ketentuan penjual, seperti jadwal buka lapak misalnya semua mengikuti kemauan Anda.

"Selain itu. kami sudah menyiapkan beragam fitur terbaik untuk memudahkan masyarakat dalam menggunakan aplikasi marketplace Wakuliner, seperti fitur Waku-Antar, Waku-Wiku dan Waku-Katering yang memiliki fungsi masing-masing," jelasnya.

Menurut Anthony, ke depan pihaknya akan mengembangkan layanan kurir untuk merchant yang tidak memiliki kurir. Juga, akan mengembangkan layanan katering. ima/R-1

Majukan UKM Daerah

Sementara itu, sejalan dengan pesan Presiden RI, Joko Widodo, terkait pentingnya meningkatan jumlah titik pusat perekonomian baru di Indonesia, Lazada bersama Facebook dan SiCepat akan mengunjungi dan mengedukasi UKM di 11 kota di Indonesia.

Di setiap kota tersebut akan diselenggarakan seminar dan forum edukasi mengenai industri e-commerce serta ekosistem digital beserta potensi yang dapat diraih di masa depan kepada para wirausahawan, termasuk para pedagang dan UKM setempat.

"Tidak hanya di kota-kota besar, kami terus mencari, memfasilitasi dan membantu pedagang dan UKM di berbagai pelosok Tanah Air dalam hal mengembangkan usaha. Kami ingin mendukung pemerintah dalam menciptakan lebih banyak titik digital perekonomian baru di seluruh Indonesia, melalui misi upgrade UKM ini," terang Florian Holm, Co-CEO Lazada Indonesia belum lama ini.

Mulai Agustus 2017 ini, Lazada akan mengelar roadshow #UpgradeUKM di 11 kota potensial di seluruh Indonesia. Diharapkan melalui roadshow #UpgradeUKM, ke depan akan lebih banyak UKM kreatif yang terbantu dan terdorong untuk upgrade bisnisnya bahkan hingga level global.

Menurut Ricky Pesik, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) yang hadir di acara program roadshow #upgradeUKM, pihaknya selalu mendukung dan menyambut baik inisiatif sektor swasta untuk merangkul dan membantu UKM di berbagai daerah di Indonesia.

"Saya harapkan para pelaku UKM di berbagai daerah, terutama UKM kreatif, memanfaatkan kesempatan ini dengan baik, sehingga dapat lebih sukses lagi usahanya, bangga menjadi wirausahawan dan berkontribusi dalam perkembangan perekonomian daerah juga nasional," jelas Ricky.

Kemudian strategi untuk memajukan UKM daerah, juga digenjot dengan fasilitas gratis ongkos kirim kepada para pelanggan. Florian optimistis strategi marketing gratis ongkos kirim akan menggenjot berkali lipat penjualan para UKM. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top