Pelemahan Bakal Berlanjut

Jakarta - Tekanan terhadap rupiah diperkirakan masih terus berlanjut seiring tren penguatan dollar AS. Selain data ekonomi Amerika Serikat (AS), penguatan terhadap dollar AS tersebut juga dipengaruhi oleh sentimen kenaikan kembali bunga acuan (FFR) oleh bank sentral setempat (The Fed).

Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra di Jakarta, kemarin, mengatakan dollar AS melanjutkan apresiasinya terhadap sejumlah mata uang dunia menyusul estimasi produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada kuartal ketiga meningkat.

"Penguatan dollar AS berlanjut seiring estimasi pasar bahwa PDB AS sebesar 3,6 persen, lebih tinggi dari sebelumnya 3,5 persen," katanya. Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar juga sedang menanti pidato Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell mengenai kebijakan suku bunga ke depannya.

Seperti diketahui, pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (28/11) sore, melemah 15 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.524 rupiah per dollar AS. Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan fundamental ekonomi domestik yang terbilang kondusif tampaknya menjadi faktor penahan depresiasi rupiah lebih dalam.

Ant/E-10