Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Konflik Berkepanjangan

PBB: Yaman Dilanda Krisis Kelaparan yang Mengerikan

Foto : ESSA AHMED/AFP

Anak Yaman berusia tiga tahun, Randa Ali, menderita kekurangan gizi akut, di kamp pengungsian, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - PBB, pada Senin (21/3), mengatakan krisis kelaparan di Yaman yang sudah mengerikan sedang "tertatih-tatih di ambang bencana langsung", dari data terbaru yang mengindikasikan potensi kerawanan pangan di negara yang dilanda perang itu.

PBB memperkirakan, saat ini lebih dari 17,4 juta orang Yaman mengalami rawan pangan, tambahan 1,6 juta diperkirakan akan jatuh ke dalam tingkat kelaparan darurat dalam beberapa bulan mendatang. Ini menjadikan total mereka yang membutuhkan kebutuhan darurat menjadi 7,3 juta pada akhir tahun.

Hal yang sangat memprihatinkan bagi kemanusiaan adalah kemungkinan jumlah orang yang mengalami tingkat kelaparan "bencana" atau seperti kelaparan, akan meningkat lima kali lipat, dari 31.000 sekarang, menjadi 161.000, pada 31 Desember.

"Angka-angka mengerikan ini mengonfirmasi kita sedang menghitung mundur bencana di Yaman, dan kita hampir kehabisan waktu untuk menghindarinya," kata Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP), David Beasley.

"Kecuali, kami segera menerima dana baru yang substansial, kelaparan massal dan paceklik akan menyusul. Tetapi jika kita bertindak sekarang, masih ada peluang untuk mencegah bencana yang akan terjadi dan menyelamatkan jutaan orang," tuturnya.

Pertempuran Sengit

Perkembangan itu terjadi ketika pertempuran sengit dilaporkan selama akhir pekan antara pasukan pemerintah Yaman dan kelompok separatis, Ansar Allah, yang juga dikenal sebagai pasukan Houthi, di sekitar kota utara Marib yang kaya minyak, yang masih di bawah kendali pemerintah. Pertempuran itu menewaskan dan melukai puluhan pejuang.

Pertempuran terjadi ketika Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, mengakhiri pembicaraan minggu pertamanya dengan pihak-pihak kunci Yaman, dalam mendorong masa depan yang damai dan berkelanjutan bagi negara yang telah terkunci dalam konflik yang meningkat sejak 2015.

"Pendanaan sangat dibutuhkan untuk mempertahankan dukungan makanan dan nutrisi, air bersih, kesehatan dasar perawatan dan perlindungan. Pihak-pihak yang berkonflik dapat mengurangi ketergantungan bantuan dengan mengurangi pembatasan ekonomi," bunyi unggahan Twitter dari pejabat tinggi bantuan PBB di Yaman, David Gressly, menjelang acara Penjanjian Tingkat Tinggi tentang Krisis Kemanusiaan di Yaman, Rabu ini.

Peringatan dari Dana Anak-anak PBB (UNICEF), WFP, dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) tersebut datang menyusul lonjakan kekerasan di Yaman, yang menewaskan sedikitnya 47 anak atau cacat pada Januari dan Februari. "Setelah tujuh tahun pertempuran, banyak rumah tangga di Yaman kekurangan kebutuhan pangan dasar," kata Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Qu Dongyu.

Dalam mencari solusi, dia menambahkan badan tersebut bekerja secara langsung dengan petani di lapangan untuk mendorong kemandirian mereka melalui kombinasi dukungan mata pencaharian darurat dan jangka panjang. "Untuk membangun ketahanan mereka, mendukung produksi pangan pertanian lokal, dan mengimbangi ketergantungan masyarakat pada impor," tegasnya.

Menyoroti dampak negatif jangka panjang pada anak-anak, Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, memperingatkan "semakin banyak anak yang tidur dalam keadaan lapar" di Yaman. "Ini menempatkan mereka pada peningkatan risiko gangguan fisik dan kognitif, dan bahkan kematian. Kesengsaraan anak-anak di Yaman tidak bisa lagi diabaikan. Nyawa dipertaruhkan," tutur Russell.

Pada 2022, UNICEF membutuhkan 484,4 juta dollar AS untuk menanggapi krisis kemanusiaan di Yaman. Menurut analisis kerawanan pangan terbaru, telah terjadi peningkatan kekurangan gizi akut di antara anak-anak balita dan ibu di Yaman.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top