Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Timur Tengah

PBB Sebut Lebih dari 88 Ribu Penduduk Mengungsi di Lebanon Selatan

Foto : DANIEL SLIM/AFP

Markas Besar PBB di New York, AS

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis data perkiraan jumlah penduduk mengungsi di Lebanon selatan akibat permusuhan mencapai lebih dari 88.000 orang.

"Kami dan mitra kami terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang meninggalkan rumah mereka, melengkapi inisiatif yang dipimpin pemerintah Lebanon," kata Stephane Dujarric, kepada wartawan di New York, Kamis (15/2).

"Ini termasuk makanan, layanan kesehatan, bantuan tunai, dukungan pendidikan, dan layanan perlindungan hukum untuk keluarga yang mengungsi dan dukungan dalam memelihara sistem pengolahan air dan air limbah," imbuhnya.

Dia menambahkan bahwa Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/ OCHA) memperkirakan bahwa 60 ribu orang masih berada di desa-desa perbatasan yang sangat terdampak baku tembak.

"Kemampuan kami untuk menyediakan bantuan kemanusiaan dan dukungan kepada orang-orang ini sangat terbatas karena masalah keamanan, akses, dan pendanaan," tambahnya.

Koordinator Kemanusiaan di Lebanon, Imran Riza, mengatakan bahwa peningkatan permusuhan baru-baru ini di wilayah selatan sangat memprihatinkan. "Hilangnya nyawa orang tak berdosa sungguh menyedihkan. Aturan perang sudah jelas, semua pihak harus melindungi warga sipil dan aturan ini harus ditegakkan. Mereka bukan target," kata Riza dalam sebuah pernyataan.

Sedikitnya 39 warga sipil telah dilaporkan terbunuh di Lebanon selatan dalam empat bulan terakhir, menurut Kantor Hak Asasi Manusia PBB.

Ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah, yang merupakan pertempuran paling mematikan sejak kedua pihak terlibat perang skala penuh pada 2006.

Ketegangan perbatasan terjadi di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 28.650 orang menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober.

Serangan Udara

Pada Rabu (14/2) malam, pesawat nirawak (drone) Israel menyerang sebuah apartemen di Kota Nabatieh di Lebanon selatan menurut laporan kantor berita milik pemerintah Lebanon (NNA). "Serangan udara Israel menghantam sebuah hunian apartemen di gedung tiga lantai yang berdekatan dengan Stasiun Palestina di Jalan Marjayoun di Kota Nabatieh," kata NNA.

"Sebuah drone meluncur ke arah apartemen tersebut hingga menyebabkan kerusakan parah dan mengakibatkan luka-luka di antara penghuni gedung," lapor NNA, menambahkan.

NNA kemudian melaporkan bahwa empat anggota dari satu keluarga tewas dalam serangan udara tersebut.

Menurut stasiun televisi satelit Al- Manar, yang berafiliasi dengan kelompok Hizbullah Lebanon, apartemen yang diincar terletak dekat SMA Hassan Kamel Al Sabbah.

Pihak berwenang Israel sejauh ini belum mengeluarkan komentar apa pun mengenai serangan udara itu.


Redaktur : andes
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top