PBB Prihatin Atas Ancaman Kudeta
Tuntut Penyelidikan - Massa di Kota Yangon yang merupakan pendukung militer, membawa bendera nasional Myanmar saat menggelar aksi protes yang menuntut KPU untuk penyelidikan kecurangan pemilu pada Jumat (29/1). Tudingan kecurangan pemilu telah menyebabkan pihak militer mengancam untuk melakukan kudeta.
YANGON - Pihak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sejumlah kantor kedutaan besar asing di Myanmar, pada Jumat (29/1) menyuarakan keprihatinan atas adanya ancaman kudeta oleh pihak militer. Dalam pernyataan bersamanya, PBB dan kantor kedutaan besar asing mengatakan agar militer Myanmar agar tetap mematuhi norma-norma demokrasi alih-alih melakukan tindakan drastis seperti kudeta.
"Kami mengharapkan terjadinya sebuah pertemuan damai Parlemen pada 1 Februari. Kami pun menentang segala upaya untuk mengubah hasil pemilu atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar," demikian pernyataan bersama sejumlah kantor kedutaan besar asing di Myanmar.
Pernyataan keprihatinan juga disampaikan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
"Guterres mendesak semua pihak untuk menghentikan segala bentuk hasutan atau provokasi, menunjukkan kepemimpinan, dan mematuhi norma-norma demokrasi dan menghormati hasil pemilu," ucap juru bicara Sekjen Guterres, Stephane Dujarric.
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya