Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Eropa Timur I Russia Ancam Finlandia dan Swedia Agar Tak Bergabung dengan NATO

PBB Perbanyak Bahas Ukraina

Foto : AFP/Aris Messinis

Pertahankan Kyiv l Seorang tentara Ukraina keluar dari sebuah bangunan yang rusak usai terjadi gempuran artileri di Kyiv saat berupaya mempertahankan kota itu dari serbuan tentara Russia pada Sabtu (12/3). Hingga akhir pekan lalu, pasukan Russia berhasil bergerak untuk mengepung Kyiv.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sepanjang pekan ini akan mengadakan beberapa pertemuan tentang agresi Russia di Ukraina, meskipun tidak jelas apakah ini akan mengarah pada adopsi pernyataan tertulis secara resmi, kata para diplomat.

Pada Senin (14/3), Dewan Keamanan PBB rencananya akan membahas peran Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama Eropa (Organization for Security and Co-operation in Europe/OSCE).

"Menteri Luar Negeri Polandia, Zbigniew Rau, diperkirakan akan berbicara selama sesi tersebut," kata salah satu narasumber diplomatik mengatakan kepada AFP pada Sabtu (12/3).

Meskipun ini adalah pertemuan tahunan, pertemuan itu akan secara khusus fokus membahas konflik di Ukraina dan kemungkinan akan mengeluarkan seruan baru bagi perdamaian.

Selama dua pekan, rancangan resolusi bantuan kemanusiaan usulan Prancis-Meksiko telah diperdebatkan oleh beberapa anggota dewan. Anggota awalnya berharap untuk memberikan suara atas pernyataan tertulis pada awal Maret, tetapi tanggal untuk pemungutan suara belum ditetapkan.

Jumat lalu, Duta Besar Tiongkok untuk PBB, Zhang Jun, mengatakan bahwa dia belum mendapatkan salinan pernyataan tertulis final.

Rancangan pernyataan tertulis diperkirakan akan berisi bahwa DK PBB menyesalkan konsekuensi kemanusiaan yang mengerikan dari permusuhan terhadap Ukraina. Badan tersebut juga akan menuntut penghentian segera permusuhan, terutama semua serangan terhadap warga sipil.

Pernyataan tertulis tersebut nantinya akan menjadi jaminan perlindungan bagi warga sipil, termasuk personel kemanusiaan dan orang-orang dalam situasi rentan seperti anak-anak.

Menurut para diplomat, rancangan tersebut berisiko diveto oleh Russia, yang telah menolak semua pernyataan politik tertulis, sehingga sejumlah diplomat menyarankan agar rancangan tersebut diserahkan langsung ke Majelis Umum PBB.

Tidak ada hak veto di forum yang lebih besar, tetapi resolusi yang disahkan oleh majelis tidak mengikat, seperti yang disahkan oleh Dewan Keamanan.

Pada 2 Maret lalu, Majelis Umum PBB sangat menyetujui resolusi yang menyesalkan invasi Russia ke negara tetangganya dan menuntut penarikan pasukan Russia secepatnya. Melalui voting, sebanyak 141 negara memberikan suara mendukung resolusi dan lima menentang, dengan 35 abstain.

"Selain itu, Dewan Keamanan mungkin akhirnya akan bertemu untuk membahas tentang pelanggaran hak asasi manusia," lapor para diplomat.

Peringatan Russia

Sementara itu Russia telah mengeluarkan peringatan kepada Finlandia dan Swedia agar kedua negara itu tidak bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO)

"Konsekuensi militer dan politik bisa terjadi jika kedua negara bergabung dalam pakta tersebut," kata Sergei Belyaev, direktur kedua urusan Eropa pada Kementerian Luar Negeri Russia, seperti dikutip dari kantor berita Interfax. "Non-partisipasi mereka di NATO adalah faktor penting dalam memastikan keamanan dan stabilitas di Eropa utara," imbuh Belyaev.

Presiden Russia, Vladimir Putin, menyatakan bahwa ekspansi NATO ke timur sebagai alasan invasi Russia ke Ukraina bulan lalu dengan mengatakan bahwa ekspansi itu merupakan ancaman keamanan bagi Russia.

Jajak pendapat terbaru menunjukkan peningkatan jumlah dukungan dari warga Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO sejak terjadi invasi Russia ke Ukraina. AFP/Bloomberg/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top