Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Perang

PBB: Berakhirnya Kesepakatan Biji-bijian Akan Memakan Banyak Korban Nyawa

Foto : ISTIMEWA

PBB

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Kepala Bantuan PBB, Martin Griffiths, pada Jumat (21/7), mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa kenaikan harga biji-bijian yang melonjak sejak Russia keluar dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, mengancam jutaan orang jatuh dalam bencana kelaparan.

Dikutip dari The Straits Times, Russia keluar dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, pada Senin, dengan alasan tuntutan penambahan ekspor makanan dan pupuknya tidak terpenuhi dan ekspor biji-bijian Ukraina tidak cukup bagi negara-negara miskin.

Gandum berjangka di Chicago, pada Rabu, naik lebih dari 6 persen selama seminggu, kenaikan harian tertinggi sejak Russia menginvasi Ukraina, tetapi memangkas sebagian dari kenaikan tersebut pada Jumat sebagian karena harapan Russia dapat melanjutkan pembicaraan mengenai kesepakatan tersebut.

"Harga yang lebih tinggi akan sangat dirasakan oleh keluarga di negara berkembang," kata Griffiths kepada 15 anggota Dewan Keamanan PBB, menambahkan sekitar 362 juta orang di 69 negara membutuhkan bantuan kemanusiaan.

"Beberapa akan kelaparan, banyak yang mungkin mati sebagai akibat dari keputusan ini," katanya.

Kesepakatan itu ditengahi setahun lalu oleh PBB dan Turki untuk memerangi krisis pangan global yang diperburuk oleh invasi Russia pada Februari 2022. Ukraina dan Russia adalah pengekspor biji-bijian terbesar.

Turunkan Harga Pangan

PBB berpendapat kesepakatan Laut Hitam telah menguntungkan negara-negara miskin dengan membantu menurunkan harga pangan lebih dari 23 persen secara global. Program Pangan Dunia PBB juga mengirimkan sekitar 725 ribu ton biji-bijian Ukraina untuk membantu operasi di Afghanistan, Djibouti, Ethiopia, Kenya, Somalia, Sudan, dan Yaman.

Tetapi, ahli ekonomi makro yang diminta Russia untuk memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan, Mikhail Khan, mengatakan bahwa negara-negara termiskin hanya menerima 3 persen dari gandum.

"Penilaian kualitatif dampak kesepakatan biji-bijian dalam hal ketentuan biji-bijian Ukraina ke pasar global pada dasarnya tidak terlalu signifikan," katanya.

"Russia sedang menegosiasikan ekspor makanan ke negara-negara yang paling membutuhkan setelah keluar dari kesepakatan, tetapi belum menandatangani kontrak apa pun," kata Wakil Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Vershinin.

Russia menggempur fasilitas ekspor makanan Ukraina selama empat hari berturut-turut, pada Jumat, dan melakukan praktik penyitaan kapal di Laut Hitam. Moskwa menggambarkan serangan pelabuhan itu sebagai balas dendam atas serangan Ukraina di jembatan Russia ke Krimea pada Senin.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top