Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Kawasan

Paus: Warga Israel dan Palestina Sambut Natal dengan Duka

Foto : ISTIMEWA

Paus Fransiskus bertemu dengan warga Palestina yang kerabatnya terdampar di Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Vatikan, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

VATIKAN - Pemimpin Gereja Katolik Seluruh Dunia, Paus Fransiskus, pada Selasa (19/12), mengatakan warga Israel dan Palestina mengalami "rasa sakit dan duka" selama masa Natal dengan perang berkecamuk di Jalur Gaza. Paus menyerukan doa dan bantuan nyata untuk wilayah yang hancur.

"Bagi penduduk Tanah Suci, #Natal yang penuh penderitaan dan duka segera tiba. Kami tidak ingin membiarkan mereka sendirian. Semoga kita mendampingi mereka dalam doa dan bantuan nyata," tulis Paus Fransiskus di platform media sosial X.

Dikutip dari The Straits Times, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, kampanye Israel untuk membasmi kelompok militan Hamas yang berada di balik serangan dan pembantaian 1.200 orang pada 7 Oktober telah menyebabkan kehancuran di Gaza, menimbulkan kelaparan dan tunawisma yang meluas, serta menewaskan hampir 20.000 warga Gaza.

Paus Fransiskus telah beberapa kali menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan pembebasan semua sandera yang disandera oleh Hamas.

Pada hari Minggu, dia menyatakan Israel menggunakan taktik "terorisme" di daerah kantong Palestina, dan menyesalkan laporan pembunuhan oleh militer Israel terhadap dua wanita Kristen yang sedang mengungsi di kompleks gereja Katolik.

Kegagalan Moral

Secara terpisah, Presiden Komite Palang Merah Internasional atau the International Committee of the Red Cross (ICRC), Mirjana Spoljaric Egger, pada Selasa, menyebut konflik di Gaza sebagai kegagalan moral komunitas internasional dan mendesak Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan baru demi menghentikan pertempuran.

"Saya telah berbicara tentang kegagalan moral karena setiap hari hal ini terus berlanjut adalah hari di mana komunitas internasional belum terbukti mampu mengakhiri penderitaan yang begitu besar dan ini akan berdampak pada generasi tidak hanya di Gaza," ujar Spoljaric kepada wartawan di Jenewa setelah kunjungannya ke Jalur Gaza dan Israel.

"Tidak ada apa pun tanpa kesepakatan kedua belah pihak. Jadi, kami mendesak mereka untuk terus bernegosiasi," katanya, mengacu pada pembebasan sandera Israel yang dibawa ke Gaza oleh kelompok bersenjata Hamas selama serangan mematikan mereka di Israel selatan pada 7 Oktober.

"Pelepasan itu sendiri merupakan misi yang sangat kompleks dan sangat sensitif."

Gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir diadakan selama seminggu pada akhir November dan menghasilkan pembebasan 110 sandera di Gaza dengan imbalan 240 wanita dan remaja Palestina dari penjara Israel.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top