Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Kemiskinan

Paus Fransiskus Desak Upaya Baru Atasi Kelaparan

Foto : AFP/Filippo MONTEFORTE

Paus Fransiskus

A   A   A   Pengaturan Font

ROMA - Paus Fransiskus, Sekjen PBB, dan Presiden Italia, bergabung dengan para pemimpin dunia lain mendesak upaya baru mengatasi kelaparan dan malnutrisi, serta tak mengabaikan siapa pun saat terjadi krisis ketahanan pangan dunia. Hal itu disampaikan pada peringatan Hari Pangan Sedunia, di Roma, Jumat (14/10) lalu.

"Jangan abaikan siapa pun di tengah krisis ketahanan pangan dunia yang memburuk dan besarnya jumlah orang yang berisiko mengalami kelaparan serius di Asia dan Afrika," demikian pernyataan bersama Paus Fransiskus, Sekjen PBB, Antonio Guterres, dan Presiden Italia, Sergio Mattarella, dalam acara tahunan untuk memperingati dibentuknya Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau (FAO) pada 1945.

Sebuah upacara di markas FAO di Roma, menyampaikan pesan-pesan dari para petinggi terkait. Edisi tahun ini terjadi ketika ketahanan pangan dunia menghadapi ancaman dari berbagai arah, dengan melonjaknya harga pangan, energi dan pupuk menambah penyebab yang sudah ada seperti krisis iklim dan konflik yang berlangsung lama.

Sementara itu, pandemi Covid-19 secara tidak langsung terus berdampak, memperlihatkan betapa saling terkaitnya ekonomi dan kehidupan. Selain 970.000 orang berisiko kelaparan di Afghanistan, Ethiopia, Somalia, Sudan Selatan, dan Yaman, jumlah orang yang menghadapi kelaparan di seluruh dunia meningkat 828 juta pada tahun 2021, menurut laporan terbaru FAO:Kerawanan Pangan dan Gizi di Dunia.

Masa yang Menantang

Dalam sebuah pesan video, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa Hari Pangan Dunia 2022 berlangsung pada masa yang menantang bagi ketahanan pangan dunia dan mendesak para pelaku kepentingan untuk bertindak bersama agar bergerak dari keputusasaan menuju harapan dan tindakan.

"Pemerintah, ilmuwan, sektor swasta dan masyarakat madani perlu bekerja sama agar makanan bergizi tersedia dan terjangkau untuk semua orang. Lembaga keuangan perlu meningkatkan dukungan mereka kepada negara-negara berkembang, sehingga mereka dapat membantu rakyatnya dan berinvestasi dalam sistem pangan. Bersama-sama, kita harus bergerak dari keputusasaan menuju harapan dan tindakan," kata Guterres.

Sebanyak 3,1 miliar orang di dunia masih tidak mampu membeli makanan sehat. Seperti yang sering terjadi, mereka yang paling rentan adalah para perempuan, remaja, masyarakat adat dan petani pedesaan.

Dirjen FAO, Qu Dongyu, mengatakan, dalam menghadapi krisis pangan dunia yang melonjak, kita perlu memanfaatkan kebersamaan dan momentum kolektif untuk membangun masa depan yang lebih baik, agar setiap orang mempunyai akses tetap ke makanan bergizi yang cukup.SB/VoA/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top