Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Suriah I Prancis Klaim Punya Bukti Suriah Lakukan Serangan Senjata Kimia

Pasukan Pemerintah Kuasai Ghouta

Foto : AFP/Yuri KADOBNOV

Suriah Menan g l Seorang warga Moskwa, Russia, menyaksikan lewat layar komputer seorang pria mengibarkan bendera Suriah di atas sebuah gedung di Kota Douma, Ghouta, pada Kamis (12/4). Kementerian Pertahanan Russia mengatakan mereka bersama pasukan Suriah berhasil menguasai kembali Douma dari tangan pemberontak.

A   A   A   Pengaturan Font

Kelompokpemberontak di Ghouta timur akhirnya menyerah pada pasukan pemerintah Suriah. Mereka menyerah setelah terjadi serangan senjata kimia di Kota Douma yang menewaskan sekitar 70 orang.

BEIRUT - Organisasi pemantau hak asasi manusia (HAM) di Suriah, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), melaporkan bahwa kelompok pemberontak yang menguasai Ghouta timur pada Kamis (12/4) telah menyerah dan para pemimpin mereka telah kabur ke arah utara.

Dengan menyerahnya kelompok pemberontak, maka pasukan pemerintah Suriah berhasil menguasai kembali wilayah Ghouta timur terutama di benteng utama pemberontak di Kota Douma.

"Kelompok pemberontak Jaish al-Islam telah menyerahkan senjata berat mereka pada polisi militer Russia di Kota Douma pada Rabu (11/4)," demikian lapor SOHR. "Sebagian besar pemimpin Jaish al-Islam termasuk ketuanya yang bernama Issam Buwaydani, telah meninggalkan Douma dan kabarnya telah tiba di utara Suriah pada Rabu malam," imbuh lembaga pemantau itu.

Kaburnya para pemimpin pemberontak terjadi setelah1beberapa jam serangan senjata kimia di Douma yang terjadi pada akhir pekan lalu. Dalam serangan senjata kimia di kota yang ada di Ghouta timur itu, diperkirakan ada 70 orang tewas.

Terlepasnya Ghouta timur dari tangan pemberontak membuat warga disana berduyun-duyun untuk melakukan evakuasi. Sementara itu polisi militer Russia sudah bisa lalu lalang berpatroli di Douma setelah bendera nasional Suriah berkibar di kota itu yang menandakan bahwa Douma sudah kembali direbut oleh pasukan pemerintah.

Terdesak Mundur

Sementara itu seorang petinggi pemberontak Suriah mengatakan kelompok pemberontak terpaksa harus meninggalkan benteng pertahanan terakhir mereka yang berada tak jauh dari Damaskus karena dugaan telah terjadinya serangan senjata kimia.

"Serangan senjata kimia telah mendesak mereka (pemberontak) di Douma untuk menyerah," kata Yasser Dalwan, seorang pejabat tinggi Jaish al-Islam.

Sejak dugaan terjadinya serangan senjata kimia, tak hanya pemberontak yang menyingkir, namun warga sipil pun meninggalkan Douma. Kelompok sukarelawan di Suriah, White Helmets, dan Syrian American Medical Society, dalam pernyataan bersama mengatakan ada 500 kasus akibat serangan senjata kimia yang para korbannya menunjukan telah terpapar bahan kimia beracun seperti gangguan pernafasan, keluar busa dari mulut, serta terjadinya perubahan warna kulit.

Laporan serangan senjata kimia di Douma membuat komunitas internasional berang dan meminta segera dilakukannya penyelidikan. Russia dan Suriah membantah mereka bertanggung jawab atas dugaan telah terjadinya serangan senjata kimia.

Merespons bantahan tersebut, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Kamis menyatakan bahwa dia memiliki bukti bahwa pemerintah Suriah ada dibalik serangan tersebut dan negaranya tak akan tinggal diam.

Sementara itu Kanselir Jerman, Angela Merkel, pada saat bersamaan mengatakan bahwa terjadinya serangan senjata kimia jadi bukti bahwa Suriah tak menghancurkan seluruh senjata kimianya.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top