Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina

Pasokan Senjata Barat Bisa Jadi Malapetaka

Foto : AFP

Juru bicara majelis rendah parlemen Russia, Vyacheslav Volodin.

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKWA - Sekutu dekat Presiden Vladimir Putin pada Minggu (22/1) mengatakan bahwa pasokan senjata ofensif ke Ukraina yang mengancam wilayah Russia akan menimbulkan bencana global. Langkah tersebut membuat sejumlah argumen yang menentang penggunaan senjata pemusnah massal tidak lagi valid.

Vyacheslav Volodin, juru bicara Duma, majelis rendah parlemen Russia, memperingatkan bahwa dukungan Amerika Serikat (AS) dan NATO terhadap Ukraina bisa membawa dunia ke perang yang mengerikan.

"Pengiriman senjata ofensif ke rezim Kyiv akan menyebabkan bencana global," ucap Volodin. "Jika Washington DC dan negara-negara NATO memasok senjata yang akan digunakan untuk menyerang kota-kota sipil dan berusaha merebut wilayah kami, ini akan mengarah pada pembalasan dengan menggunakan senjata yang lebih kuat," kata Volodin.

"Argumen-argumen yang mengatakan kekuatan utama sebelumnya tidak menggunakan senjata pemusnah massal dalam konflik lokal, tidak dapat dipertahankan. Karena negara-negara (pendukung Ukraina) ini tidak menghadapi situasi di mana ada ancaman terhadap keamanan warganya dan keutuhan wilayah negaranya," imbuh dia.

Sebelumnya sekutu Barat menjanjikan pasokan senjata bernilai miliaran dollar AS untuk Ukraina pada pekan lalu. Namun, mereka gagal membujuk Jerman untuk mencabut hak veto atas penyediaan tank tempur Leopard buatan negara tersebut.

Hak veto terkait pengiriman senjata dipegang oleh sejumlah negara anggota NATO, tetapi pengiriman tank tersebut ke Ukraina memerlukan persetujuan Berlin.

Sejak invasi yang dilakukan pada 24 Februari, Russia telah menguasai sebagian wilayah Ukraina dan mengatakan tidak akan pernah mengembalikan wilayah-wilayah tersebut ke Ukraina. Kyiv mengatakan bahwa memulihkan integritas teritorial Ukraina tidak akan dinegosiasikan.

Komentar Volodin mengikuti ancaman serupa yang disampaikan Dmitry Medvedev, mantan perdana menteri dan presiden Russia, pada pekan lalu. VoA/Anadolu/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top