Pasokan Gas Jatim Segera Ditambah

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan pasokan gas untuk konsumen di Provinsi Jawa Timur akan bertambah seiring realisasi sejumlah proyek gas di wilayah tersebut pada akhir 2021.

Menteri Perindustrian mengaku dirinya mendapat surat dari perusahaan gas negara, PGN Persero, bahwa perusahaan itu terkendala pasokan. Hal itu yang menyebabkan rendahnya serapan gas oleh industri di Jawa Timur. "Rendahnya serapan karena pandemi dan kekurangan serapan," papar Menperin.

Menperin menegaskan, tidak mungkin ada perusahaan yang sudah berinvestasi tetapi tidak mau memaksimalkan kinerjanya. Terlebih lagi bila tidak mau menyerap gas dengan harga yang murah.

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, Arief S Handoko menuturkan tambahan pasokan membutuhkan komitmen pasar, mengingat tambahan tersebut membuat pada 2022-2025 kawasan tersebut akan kelebihan pasokan gas yang mencapai sekitar 200 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Tambahan pasokan paling besar akan diperoleh dari Proyek JTB (Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru) yang kami perkirakan dapat on stream pada triwulan IV-2021. "Proyek ini dapat memasok gas sebesar 192 MMSCFD yang mana nantinya pasokan tidak hanya ke Jawa Timur namun juga ke Jawa Tengah," ucap Arief di Jakarta, Senin (19/4).

Dua Proyek

Arief menambahkan, sedianya Proyek JTB yang masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) dijadwalkan on stream pada 2020. Namun, pandemi Covid-19 tahun lalu menyebabkan tertundanya penyelesaian proyek ini menjadi ke 2021.

Selain Proyek JTB, SKK Migas menargetkan akan ada dua proyek gas lain yang berada di Provinsi Jawa Timur yang on stream pada 2021. Kedua proyek tersebut adalah Proyek Sidayu dan Proyek Bukit Tua Phase 2B.