Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pasar Cloud Computing RI Prospektif 

Foto : Istimewa

Direktur Pengaturan Bank Umum Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Eddy Manindo Harahap.

A   A   A   Pengaturan Font

Eddy menjelaskan bahwa posisi pertama dalam indeks CRI tersebut ditempati oleh Hong Kong dengan skor sebesar 81,9 lalu diikuti Singapura di peringkat kedua dengan skor 81,5 dan Selandia Baru di peringkat tiga dengan skor 77,1. Sementara Indonesia berada di peringkat 12, tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara lain, seperti Malaysia yang berada di peringkat delapan dengan skor 68,5, Thailand di peringkat Sembilan dengan skor 60,2 dan Filipina yang tepat berada di atas Indonesia dengan skor 55,3. "Artinya meskipun ada peningkatan dari tahun 2018, adalah tugas kita semua, mulai dari regulator, pelaku usaha, (industry) industri pendukung, ekosistem cloud computing, semua pihak, untuk dapat bersama-sama bekerjasama mengembangkan industri ini ke depan," tutur Eddy.

Ketertinggalan Indonesia dalam industri cloud computing, menurut Eddy, setidaknya didapat dari dua poin utama yang masih menjadi kelemahan Indonesia. Pertama, kecepatan broadband di Indonesia yang masih berada di kisaran 16,7 mbps, sementara rata-rata kecepatan broadband di 14 negara Asia Pasifik yang masuk dalam penelitian ACCA mencapai 82,4 mbps. "Jadi memang secara kecepatan (broadband) kita sudah mulai jauh tertinggal. Harus dikejar. Selain itu kelemahan kita adalah dari segi regulasi yang dinilai oleh ACCA masih tidak mendukung karena ada banyak kasus regulasi kita yang masih saling tumpang tindih," ungkap Eddy.

Meski demikian, dengan segala keterbatasan dan kelemahan yang ada, bukan berarti pasar Indonesia tidak potensial bagi pengembangan industri cloud computing. Faktanya, dengan sejumlah catatan negatif tadi, beberapa pemain internasional di industri cloud computing justru tertarik masuk ke pasar Indonesia. "Ada Alibaba Cloud, yang sudah masuk ke sini. Lalu ada Google Cloud juga. Ada Amazon dan juga Microsoft Azure. Ini dapat dimaknai bahwa pasar kita sebenarnya sangat potensial. Tinggal lalu bagaimana kita bisa memanfaatkan potensi itu, agar tidak justru dimanfaatkan oleh pemain global yang datang ke sini," tegas Eddy.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top