Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Thailand I Parlemen akan Putuskan Persetujuan Paetongtarn sebagai PM pada Jumat

Partai Pheu Thai Pilih Paetongtarn Shinawatra sebagai Calon PM

Foto : AFP/Lillian SUWANRUMPHA

Pilih Paetongtarn l Pemimpin Partai Pheu Thai, Paetongtarn Shinawatra (depan tengah), bergandengan tangan dengan para pemimpin partai koalisi dalam sebuah konferensi pers di Shinawatra Tower, Bangkok, Thailand, pada Kamis (15/8). Sebelumnya Partai Pheu Thai memutuskan untuk memilih Paetongtarn Shinawatra sebagai calon perdana.

A   A   A   Pengaturan Font

BANGKOK - Partai Pheu Thai pada Kamis (15/8) telah memilih Paetongtarn Shinawatra, 37 tahun, putri mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra sebagai calon perdana menteri. Pernyataan itu diumumkan sehari setelah pengadilan memecat perdana menteri petahana karena alasan kasus pelanggaran etika.

"Kami memutuskan untuk mencalonkan Paetongtarn Shinawatra," kata sekretaris jenderal partai Sorawong Thienthong pada konferensi pers di Bangkok.

Menyusul pengumuman ini anggota parlemen pada Jumat (16/8) rencananya akan menggelar pemungutan suara di parlemen di mana Pheu Thai memimpin koalisi pemerintahan, untuk mengetahui apakah akan menyetujui Paetongtarn sebagai perdana menteri.

"Kami yakin bahwa partai dan partai koalisi akan memimpin negara kami dalam membantu krisis ekonomi Thailand," kata Paetongtarn setelah pengumuman tersebut.

Pemungutan suara tersebut dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi Thailand pada Rabu (14/8) memecat Perdana Menteri Srettha Thavisin setelah memutuskan bahwa ia melanggar peraturan dengan menunjuk seorang menteri kabinet yang pernah melakukan pelanggaran pidana sehingga menjerumuskan negara monarki itu ke dalam ketidakpastian politik terbaru.

Pheu Thai yang merupakan kendaraan politik Thaksin adalah parpol terbesar dari koalisi pemerintahan yang terdiri dari 11 partai yang mencakup kelompok royalis dan promiliter yang sebelumnya pernah menjadi saingan berat.

Politik Thailand telah mengalami ketidakstabilan kronis selama dua dekade yang ditandai dengan kudeta, aksi protes jalanan, dan putusan pengadilan.

Sebagian besar konflik ini dipicu oleh pertarungan jangka panjang antara militer dan kelompok pro-royalis melawan partai-partai progresif yang terkait dengan Thaksin yang pulang ke Thailand pada Agustus lalu setelah 15 tahun dalam pengasingan pada hari yang sama Srettha mengambil alih kekuasaan melalui aliansi dengan partai-partai promiliter yang sebelumnya sangat menentang Thaksin dan para pengikutnya.

Strategi Baru

Pemilihan waktu tersebut tampaknya menunjukkan terjadinya perdamaian dalam perseteruan yang sudah berlangsung lama karena kedua belah pihak berusaha untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh Partai Move Forward (MFP) yang progresif dan telah memenangkan suara terbanyak dalam pemilu tahun lalu.

Kelompok ini kemudian dihalangi untuk membentuk pemerintahan.

Paetongtarn sendiri terpilih sebagai kandidat PM setelah ia mengungguli pendukung Pheu Thai yaitu Chaikasem Nitisiri, 75 tahun.

"Langkah tersebut menunjukkan strategi baru Pheu Thai untuk mendukung gerakan pemuda yang ada di Thailand," kata analis politik bernama Yuttaporn Issarachai kepadaAFP.

Gugatan terhadap Srettha misalnya terjadi setelah diajukan oleh 40 mantan senator yang ditunjuk oleh junta militer yang menggulingkan pemerintahan terpilih Pheu Thai dalam kudeta tahun 2014. Selain itu senat juga memainkan peran penting dalam memblokir MFP setelah pemilu tahun lalu.

Para senator yang khawatir dengan janji kampanye MFP untuk mereformasi undang-undanglese-majestedan menghancurkan monopoli bisnis yang secara tegas menolak mendukung pemimpinnya saat itu, Pita Limjaroenrat, sebagai perdana menteri, dan akhirnya partai tersebut terpaksa menjadi oposisi. Pengadilan tinggi Thailand pekan lalu membubarkan MFP dan melarang Pita dan pejabat utamanya berpolitik selama 10 tahun. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top