Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wakil Ketua Umum INAPGOC, Sylviana Murni, soal Persiapan Asian Para Games

Para Games Masih Minim Sosialisasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pada Agustus 2018, Indonesia, Khususnya Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Selatan bakal didatangi ribuan atlét kelas dunia. Pada momen ini, puluhan negara memperebutkan medali dalam Asian Games ke-18. Pada Oktobernya, Asian Para Games pun digelar.

Untuk mengetahui lebih lanjut akan hal ini, reporter Koran Jakarta, Peri Irawan mewawancarai Wakil Ketua Umum Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC), Sylviana Murni, di Balai Kota, Jakarta, beberapa waktu lalu. Berikut petikannya:

Seperti apa kesiapan Jakarta menyelenggarakan Asian Para Games?

Pak Wagub kan sudah melakukan count down. Kami sangat diapresasi dan respon yang cepat dari Pemprov. Diaa menyatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta punya berbagai kegiatan. Mulai dari festival olah raga sepanjang tahun di 44 kecamatan, 267 kelurahan. Punya juga bukan hanya olahraga tapi UMKM melakukan berbagai festival.

Apakah saat Asian Para Games sekolah diliburkan?

Nah ini penting sekali, pada hari H nya, pada tanggal 6 sampai dengan 13 Oktober, kam berharap tidak ada liburan sekolah. Tapi adanya outing school. Jadi para siswa ini akan melakukan berbagai kegiatan di venue-venuenya, dimana Asian Para Games ini dilaksanakan. Kami sudah berkoordinasi dengan hampir seluruh SKPD bahkan dengan lima wilayah Kota di DKI Jakarta untuk mensosialisasikan ini.

Menurut Anda, seperti apa sosialisasi Asian Games dan Para Games?

Kita harus lebih meningkatkan intensitas (sosialisasi)-nya. Karena Pemprov DKI punya banyak sekali event yang bisa dimanfaatkan termasuk juga untuk mensosialisasikan di LED-LED yang ada di DKI. kami berterima kasih karena dari Kepala Badan Pajak sudah menyatakan bahwa tidak dikenakan pajak atau retribusi.

Apakah sosialisasi untuk Para Games kurang?

Kami berharap akan branding kantor Kementerian Sosial, termasuk juga Pemprov DKI Jakarta. Kami berharap dibranding bahwa menunjukkan kepedulian. Salah satu contohnya kami sudah lihat di Dinas Pemuda dan Olahraga di Jatinegara, itu brandingnya sangat bagus untuk Asian Games. Sayangnya belum ada Asian Paragames, sehingga kami perlu sekali.

Selain itu?

Kami juga melakukan kegiatan-kegiatan di car free day. Bukan hanya di Jalan Sudirman-Thamrin, tetapi di lima wilayah Kota termasuk Kepulauan Seribu. Nah ini yang melakukan Car Free Day di berbagai tempat.

Bagaimana dengan kesiapan venue untuk Asian Para Games?

Alhamdulillah sampai dengan saat ini, venue-venue ini sudah siap. Sudah siap bahkan hal-hal yang barangkali masih diperlukan. Hal kecil misalnya masalah toiletnya yang perlu diperbaiki, itu kesiapan dari Kementerian dan lembaga. Kementerian ini sangat cepat sekali. Kita selalu rapat koordinasi dan kita selalu bersamaan dengan rapat Asian Games. Jadi kalau Asian Games rapat, kita akan mengikuti. Terus kemudian kita selalu menyampaikan ini loh yang masih kurang. Responnya cukup baik.

Apakah konsep torch relay Para Games akan meniru Asian Games?

Kira-kira seperti itu. Jadi kita selalu pengennya beriringan. Karena waktunya sangat mepet sekali kan. Hanya sebulan jedanya. Jadi saya selalu bilang sama Ketum kami terutama. Kan Ketum-nya Asian Games sangat karib sekali. Jadi kalau misalnya Asian Games jalan, mesti. Pak Erick jalan, kemudian pak Okto berada di sampingnya. Sehingga expose nya semakin besar. Cuma kalau mas Erick barangkali harus ada di Palembang dan Jakarta, tapi kita fully ada di Jakarta.

Bagaimana dengan konsep outing school?

Ya. Saya berharap seperti itu. Jadi ada tujuh hari. Kita minta supaya ada outing class. Mereka bukan tidak sekolah. Saya paling tidak suka karena saya mantan Kepala Dinas Pendidikan. Paling tidak suka kalau bilang anak libur. Karena ini mengganggu jam pelajaran yang sudah tertata dengan sangat baik sepanjang tahun.

Outing school ini terkait dengan pelajaran apa?

Macam-macam. Seluruh anak tidak sekolah, tidak. Jadi bergilir, sudah diatur. Ada yang bikin PR namanya belajar mandiri. Ada yang outings school langsung di lokasi-lokasi venue itu. Jadi memang sudah disiapkan dan saya bersyukur mereka punya konsep yang cukup baik untuk outing school ini.

Komentar

Komentar
()

Top