Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Diversifikasi Pertanian | Waspadai Krisis Pangan ke Depan

Pangan Lokal Beri Banyak Manfaat

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah harus serius mengembangkan pangan lokal. Sebab, selain mengatasi masalah penurunan produksi pangan, pangan lokal juga bisa mengurangi emisi serta mencegah terjadi masalah kesehatan pada manusia.

Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengungkapkan mengonsumsi bahan pangan lokal bisa mengurangi emisi sebanyak 20 persen, sekaligus bermanfaat untuk menghindari ancaman penyakit diabetes.

"Hebatnya singkong yang mudah ditemukan sehari-hari ini juga diminati pasar internasional untuk dibuat tapioka dan bahan pangan lain," kata Puan di Jakarta, Kamis (8/8).

Lebih lanjut, Mantan Menko PMK ini menyebut singkong dapat dikembangkan menjadi produk pangan strategis yang dapat diunggulkan sebagai pendukung gerakan penganekaragaman konsumsi pangan. Puan mengatakan penggunaan singkong sebagai bahan pangan memiliki banyak manfaat.

"Termasuk sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional dan mendukung produktivitas pertanian dalam negeri," katanya.

Manfaat produk pangan lokal juga sudah diakui oleh sejumlah ahli dalam mendukung sektor pertanian. Dengan masyarakat mengonsumsi bahan pangan lokal, hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan para petani dan memberi kontribusi dalam peningkatan lapangan kerja.

Terkait maraknya kasus diabetes belakangan ini, Puan mendorong pemerintah untuk memperbanyak program edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya pola makan sehat. Apalagi di era modern yang penuh dengan pilihan makanan tinggi gula dan makanan ultra-proses, banyak orang tua dan anak-anak yang tidak sepenuhnya menyadari dampak jangka panjang dari konsumsi makanan itu.

"Maka edukasi mengenai gizi dan kesehatan menjadi sangat penting, di antaranya program kampanye edukasi yang mempromosikan konsumsi bahan pangan lokal yang sehat seperti singkong itu tadi, lalu sayuran, dan buah-buahan," urai Puan.

"Tidak hanya membantu mencegah diabetes, langkah ini juga mendukung petani lokal dalam hal produksi dan distribusi makanan alami hasil pertanian Tanah Air," sambungnya.

Puan juga mengingatkan pentingnya pengawasan dari instansi/lembaga terkait terhadap peredaran makanan/minuman tinggi gula dan ultra-proses. Regulasi pun dinilai akan semakin efektif dengan solusi yang dihadirkan oleh pembuat kebijakan.

"Yang pasti pengawasan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) harus ekstra dan benar-benar terasa manfaatnya. Pengetatan regulasi penting, tapi penting juga memastikan asupan sehat bisa terjangkau oleh semua," ucap Puan.

Kerentanan Pangan

Peneliti Sustainability Learning Center (SLC), Hafidz Arfandi, memprediksi bakal terjadinya kerentanan pangan di masa depan. Krisis pangan terjadi karena penurunan produksi yang disebabkan oleh berkurangnya luas lahan secara signifikan ditambah dampak perubahan iklim yang merusak siklus tanam petani. Di sisi lain, populasi terus bertambah.

"Maka solusinya perlu ditopang dengan intensifikasi yang menekankan pada kesesuaian ekologis setempat dan adaptasi iklim di kalangan petani sehingga tidak mengulang kesalahan masa lalu tentang revolusi hijau yang justru memberangus potensi benih lokal berkualitas maupun sistem ketahanan pangan lokal," ucap Hafidz.

Dia mendorong pemerintah untuk membantu masyarakat menumbuhkan inisiatif lokal untuk menciptakan swasembada melalui pengembangan pangan lokal.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top